Anak-anak yang memiliki kelebihan berat badan ternyata cenderung diasingkan dari pertemanan dan tidak disukai oleh teman-teman mereka daripada mereka yang berbadan kurus, demikian bunyi studi terbaru yang dilakukan Keck School of Medicine dari USC. Interaksi sosial yang negatif ini dapat meningkatkan risiko anak kesepian, depresi, kebiasaan makan, dan penyakit yang buruk.
Dalam sebuah survei terhadap 504 pra-remaja di Belanda, para periset menemukan bahwa anak-anak yang kelebihan berat badan cenderung dikecualikan dari pertemanan dan tidak disukai oleh teman sebayanya. Selain itu, anak-anak yang kelebihan berat badan lebih tidak disukai teman sekelas daripada rekan mereka yang lebih kurus.
“Hubungan negatif ini dapat membawa korban jiwa, sosial dan fisi,” kata Kayla de la Haye, penulis utama studi baru dan asisten profesor kedokteran preventif di Keck School of Medicine. “Temuan kami mengkhawatirkan karena anak-anak ini akan terus dikucilkan. Interaksi yang buruk itu meningkatkan risiko kesepian, depresi, kebiasaan makan, dan penyakit.”
Studi ini didasarkan pada kuesioner pada 504 orang pra-remaja di Belanda ketika mereka berusia 10 tahun sampai 12 tahun. Peserta di 28 kelas mendaftarkan teman terbaik mereka dan musuh mereka, dengan jumlah siswa per kelas rata-rata 26 anak. Anak-anak kemudian diberi kategori berat berdasarkan indeks massa tubuh mereka, ukuran lemak tubuh. Sekitar 16 persen peserta kelebihan berat badan.
Peneliti mengendalikan jenis kelamin karena bisa mengarahkan pertemanan dan menghilangkan anak-anak yang telah melewatkan nilai atau yang diberi nilai. Rata-rata, anak-anak terdaftar sebagai teman oleh lima teman sekelas mereka dan sebagai musuh oleh dua orang. Namun, anak-anak yang kelebihan berat badan biasanya dianggap teman oleh hanya empat teman sekelas dan tidak disukai oleh tiga orang.
Meski anak-anak dengan kelebihan berat badan rata-rata tercatat sebagai anak dengan berat badan sehat, namun mereka 1,7 kali cenderung tidak disukai dan 1,2 kali cenderung tidak menyukai teman sebayanya. Kecenderungan gabungan ini menunjukkan bahwa anak-anak dengan kelebihan berat badan umumnya terlibat dalam persahabatan yang tidak tergeser dan hubungan frenemy mutual. Studi yang dipublikasikan pada 7 Juni 2017 di PLOS ONE ini mencakup 714 siswa, 210 di antaranya dinominasikan sebagai teman, namun tidak mengikuti survei tersebut.
Obesitas Masa Kanak-Kanak Meningkat
Di seluruh dunia, obesitas pada anak-anak memang meningkat sebesar 31 persen dalam lebih dari dua dekade terakhir, dengan sekitar 42 juta anak kelebihan berat badan atau obesitas pada tahun 2013, menurut WHO. Di Amerika Serikat, jumlah anak-anak obesitas naik lebih dari tiga kali lipat sejak tahun 1970-an. Sekitar 1 dari 5 anak usia sekolah mengalami obesitas, atau sekitar 17 persen dari semua anak di Amerika, menurut Centers for Disease Control and Prevention.
“Sayangnya, tampaknya anak-anak yang kelebihan berat badan cenderung memiliki lebih sedikit teman dan berteman dengan anak-anak kurang populer yang juga cenderung kelebihan berat badan,” sambung de la Haye. “Kami ingin mengurangi stigma kelebihan berat badan. Kami memiliki kampanye anti-intimidasi berdasarkan identitas seksual, ras, dan etnisitas. Kita harus berbuat lebih banyak untuk mengintegrasikan obesitas dalam repertoar anti-intimidasi kita. “