Apakah Anda pernah merasakan nyeri atau sakit di bagian perut tengah atas yang disertai dengan gejala perut kembung atau mual? Jika ya, maka hal inilah yang banyak disebut orang dengan ‘sakit ulu hati’. Dalam bahasa medis, area ulu hati disebut epigastrium yang tepat berada di antara tulang dada, pusar, dan tulang rusuk.
Gejala yang biasanya tak bisa dilepaskan dari nyeri ulu hati adalah mual, muntah, perut kembung, sendawa, kram, rasa lapar atau perut kosong, hingga pada penurunan berat badan. Rasa sakit ini juga dapat menyebar hingga ke area dada atau punggung.
Nyeri ulu hati mayoritas disebabkan oleh maag kronis, namun ternyata ada beberapa gangguan kesehatan lain yang juga dapat memunculkan gejala sakit di ulu hati. Berikut ini adalah beberapa contoh gangguan kesehatan yang dapat menuntun pada gejala nyeri ulu hati,
Tukak peptik
Tukak peptik adalah perlukaan pada lapisan dinding lambung atau usus kecil. Luka ini disebabkan oleh terpaparnya permukaan dalam lambung atau usus kecil oleh zat asam. Tukak peptik juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri dan penggunaan beberapa jenis obat-obatan, seperti aspirin, ibuprofen, naproxen, ketoprofen, bisphosphonates, serta suplemen kalium.
Nyeri akibat tukak peptik terasa semakin parah pada saat perut kosong dan di malam hari. Nyeri bisa hilang dan muncul kembali dengan tiba-tiba pada hitungan hari atau minggu. Pada kasus yang lebih jarang, tukak peptic ditandai juga dengan muntah darah, buang air besar (BAB) berdarah, mual, hilangnya selera makan, serta penurunan berat badan yang signifikan.
Sindrom iritasi usus
Kondisi ini dimungkinkan terjadi akibat dinding usus yang dilapisi oleh lapisan otot bergerak lebih kuat dan lama dibandingkan biasanya. Wanita dan orang-orang yang berusia di atas 45 tahun merupakan kelompok yang paling rentan terkena sindrom iritasi usus ini. Ditambah lagi dengan orang-orang yang rentan stress dan depresi. Selain rasa sakit di ulu hati, sindrom ini juga dapat menyebabkan gejala lain seperti kram, perut kembung, sering buang gas, serta perubahan frekuensi buang air besar.
Kanker lambung
Penyakit ini terjadi ketika sel kanker ganas terbentuk di lambung. Pria, perokok, dan mereka yang berdiet tinggi garam serta telah berusia di atas 55 tahun merupakan kelompok masyarakat yang rentan terkena kanker lambung. Tak berbeda dengan kebanyakan penderita kanker jenis lain, penderita kanker lambung juga akan mengalami penurunan berat badan secara drastis.
Pankreatitis
Pankreatitis merupakan peristiwa peradangan pada Pankreas, dimana organ ini bekerja untuk menghasilkan enzim yang membantu proses pencernaan serta hormon yang mengatur upaya tubuh untuk memproses gula. Rasa sakit akibat pankreatitis dapat dirasakan hingga ke punggung dan biasanya diiringi dengan muntah. Gejala khas dari pankreatitis adalah kotoran atau tinja yang berminyak dan berbau tidak biasa.
Penyakit kantung empedu
Kantung empedu terletak di bawah hati. Kantung ini berukuran kecil dan memiliki fungsi untuk menyimpan serta mengkonsentrat cairan empedu yang kemudian digunakan untuk mencerna lemak.
Ketika kantung empedu mengalami masalah, maka akan muncul nyeri konstan dengan intensitas luar biasa. Nyeri ini biasanya diiringi dengan mual, muntah, demam, tubuh gemetaran, tinja berubah warna, serta nyeri dada.
Preeklamsia
Kondisi ini merupakan komplikasi dari penyakit tekanan darah tinggi yang hanya terjadi pada ibu hamil. Preeklamsia terjadi karena penanganan kehamilan yang tidak benar. Preeklamsia berpotensi untuk merusak beberapa organ tubuh, terutama ginjal.
Sakit di ulu hati biasa terjadi jika kondisi preeklamsia telah menginjak tahap parah, yang biasanya juga diiringi dengan muntah.
