Tidur adalah komponen penting dalam kehidupan manusia. Rata-rata, manusia menghabiskan sekitar 25 persen hingga 35 persen dari kehidupan mereka untuk tidur. Tidur memungkinkan, baik tubuh maupun otak, untuk beristirahat dan pulih dari stres akibat rutinitas sehari-hari. Dengan demikian, kesulitan tidur dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, dan jika dibiarkan, ada konsekuensi yang tidak dapat diobati.
Ada kesalahpahaman umum yang menyatakan ada jumlah yang tepat untuk tidur yang dibutuhkan tubuh. Waktu yang diperlukan untuk tidur bervariasi, karena beberapa orang dapat memerlukan waktu lima jam atau sebanyak sembilan jam agar tidur berfungsi optimal. Selain itu, terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur juga dapat menyebabkan masalah. Contoh klasik adalah seseorang yang tidur pada akhir pekan.
Meskipun beberapa orang berpikir untuk mendapatkan lebih banyak tidur daripada biasanya, tidur tambahan selama 2 hingga 3 jam benar-benar dapat menyebabkan seseorang untuk merasa grogi dan kurang beristirahat. Untuk pasien migrain, baik tidur di bawah maupun di atas waktu normal, dapat memicu peningkatan migrain. Tidur siang juga merugikan, karena sering menyebabkan seseorang untuk kurang tidur di malam hari.
Selain kuantitas, kualitas tidur juga perlu diperhatikan. Interupsi selama tidur dapat mengganggu siklus tenang pada waktu beristirahat. Sementara, interupsi sebelum tidur mencapai tahapan nyenyak, akan menyebabkan keterlambatan lain dalam siklus metabolisme tubuh. Kualitas tidur yang buruk dan/atau kuantitas yang buruk di malam hari dapat menyebabkan seseorang mengantuk berlebihan di siang hari, kelelahan kronis, sakit kepala, gangguan mood, lekas marah, penurunan memori, hingga disfungsi kognitif.
Ketika membahas gangguan tidur, kebanyakan orang mungkin akan mengatakan bahwa mereka harus bangun di malam hari untuk membuang air kecil, terutama mereka yang tergolong usia lanjut. Pada kenyataannya, kandung kemih jarang “membangunkan” mayoritas orang-orang ini, dan mereka malah mengalami gairah spontan. Setelah mereka bangun, mereka menyadari dan berkata “Oh, ada beberapa urine di kandung kemih saya, yang menjadi alasan untuk bangun.”
Di samping itu, gangguan tidur juga bisa disebabkan oleh hewan peliharaan, terutama hewan berbulu seperti anjing dan kucing. Jika Anda mengalami gangguan tidur, sebaiknya Anda berhenti berbagi tempat tidur dengan hewan peliharaan dan menjaga mereka tetap di luar kamar tidur Anda.
Lalu, bagaimana dengan mendengkur atau sleep apnea? Sleep apnea secara harfiah dapat diartikan ketika seseorang berhenti bernapas selama tidur. Akibatnya, otak mengalami momen diulang yang menyesakkan. Dalam budaya populer, mendengkur dipandang sebagai sesuatu yang lucu, dan orang sering tertawa ketika ada seseorang mendengkur, bahkan mendengus dengan keras.
Kenyataannya, mendengus keras ini sering membuat orang terengah-engah saat otak tidak mendapatkan cukup oksigen. Sleep apnea mengganggu tidur untuk orang atau pasangan tidur mereka. Yang lebih parah, sleep apnea juga dapat menyebabkan peningkatan sakit kepala, gangguan mood, penurunan energi, terjaga, penurunan memori, dan tidak cukup motivasi. Jika tidak diobati, mendengkur ini meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, hingga dementia (kerusakan otak).