Kelebihan berat badan, atau obesitas, telah lama dikaitkan sebagai sumber beberapa penyakit. Nah, sebuah penelitian terbaru mengatakan bahwa obesitas dapat meningkatkan risiko serangan jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi, serta kemungkinan meningkatkan lebih banyak lemak di daerah sekitar pinggang. Ini sekaligus menyanggah pendapat bahwa orang dengan penyakit jantung bisa hidup lebih lama ketika mereka mengalami obesitas.
“Semakin tinggi total lemak tubuh atau lemak di sekitar perut, semakin besar risiko penyakit jantung dan stroke pada individu tanpa penyakit yang ada,” kata ketua peneliti, Dr. Stamatina Iliodromiti, yang juga seorang dosen klinis di bidang kebidanan dan ginekologi di Universitas Glasgow di Skotlandia. “Berapa pun indeks massa tubuh Anda (BMI), tidak ada kerugian untuk menurunkan berat badan.”
Dalam studi yang dirilis di European Heart Journal tersebut, para peneliti menemukan bahwa orang dengan BMI antara 22 dan 23 memiliki risiko penyakit jantung terendah. BMI sendiri adalah skala pengukuran berdasarkan berat dan tinggi badan. Namun, jika BMI meningkat di atas 22, risikonya meningkat 13 persen, bahkan untuk penambahan berat badan dalam jumlah sedang.
Selain itu, untuk wanita dengan ukuran pinggang 29 inci dan pria dengan ukuran pinggang 32 inci, setiap peningkatan 5 inci, meningkatkan risiko penyakit jantung hingga 16 persen. Peningkatan risiko penyakit jantung juga terlihat sebagai rasio pinggang-ke-pinggang, pinggang-ke-tinggi dan persentase lemak tubuh meningkat. “Langkah-langkah ini adalah cara yang dapat diandalkan untuk mengukur jumlah lemak yang dibawa seseorang,” sambung Iliodromiti.
Seorang pakar gaya hidup, Dr. David Katz, mengatakan penelitian terbaru ini harus mengakhiri perdebatan. Pasalnya, sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa kelebihan berat badan secara andal memprediksi risiko kesehatan yang lebih besar dari waktu ke waktu. “Munculnya paradoks adalah karena hubungan yang terkenal antara penyakit serius dan penurunan berat badan. Benar-benar, sungguh, tidak ada paradoks obesitas,” ujar direktur Yale-Griffin Prevention Research Center di Derby, Conn.
Sebagai contoh, sebuah studi dalam jurnal JAMA Cardiology edisi 28 Februari 2018 menemukan itu adalah mitos bahwa orang-orang dengan penyakit jantung yang kelebihan berat badan atau obesitas hidup lebih lama daripada mereka yang berat badan normal. Alih-alih hidup lebih lama daripada orang dengan berat badan normal, para peneliti Northwestern menemukan bahwa mereka yang obesitas hanya didiagnosis pada usia yang lebih muda. Mereka menghabiskan lebih banyak hidup mereka dengan penyakit jantung, tetapi sebenarnya hidup lebih pendek.