Jika Anda telah didiagnosis menderita batu ginjal (urolitiasis), Anda mungkin memiliki beberapa opsi untuk perawatan. Ini termasuk terapi medis, extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL), percutaneous nephrolithotripsy (PCNL), dan ureteroscopy. Berikut rincian masing-masing perawatan yang bisa Anda pilih.
Terapi Medis
Sebagian besar bukti menunjukkan bahwa batu ginjal yang berdiameter kurang dari 10 mm memiliki peluang yang wajar untuk melewati saluran kemih secara spontan. Anda mungkin ditawari terapi medis expulsive menggunakan obat alpha blocker, seperti tamsulosin. Penting untuk dipahami bahwa ini adalah penggunaan obat yang tidak diberi label. Tamsusolin mungkin dapat menyebabkan suatu kondisi yang disebut intraoperative floppy iris syndrome yang dapat mempersulit operasi katarak, namun jarang terjadi.
Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy
Semua mesin gelombang kejut lithotripsy mengirimkan gelombang kejut melalui kulit ke batu di ginjal. Sebagian besar tetapi tidak semua energi dari gelombang kejut dikirim ke batu ginjal. Ukuran batu adalah kunci terbesar keberhasilan ESWL. Umumnya:
- batu berukuran kurang dari 10 mm dapat berhasil diobati,
- untuk batu berukuran 10 hingga 20 mm, faktor tambahan seperti komposisi batu dan lokasi batu harus dipertimbangkan, dan
- batu yang lebih besar dari 20 mm biasanya tidak berhasil diobati dengan ESWL.
Batu di sepertiga bagian bawah ginjal juga bisa bermasalah karena, setelah fragmentasi, fragmen batu mungkin tidak dibersihkan dari ginjal. Karena gravitasi, fragmen-fragmen ini tidak dapat keluar dari ginjal semudah fragmen dari sepertiga bagian tengah dan atas ginjal. Obesitas juga memengaruhi apakah pengobatan ESWL akan berhasil. Ahli urologi akan menghitung jarak kulit ke batu (SSD) untuk membantu menentukan apakah perawatan ini mungkin efektif.
Kemungkinan komplikasi ESWL meliputi:
- Cedera pada jaringan ginjal, seperti memar (hematoma), dapat terjadi pada sejumlah kecil kasus, tetapi biasanya sembuh tanpa perawatan tambahan.
- Batu yang terfragmentasi dapat menumpuk di ureter dan membentuk obstruksi. Ini dikenal sebagai steinstrasse. Stent ureter sering meminimalkan masalah yang terkait dengan steinstrasse. Stent dilepas dalam beberapa hari atau minggu.
- Sebagian kecil pasien yang menjalani ESWL mengalami hipertensi.
- Peningkatan risiko diabetes mellitus setelah ESWL juga telah dilaporkan. Namun, hasil ini tidak dikonfirmasi oleh studi populasi besar yang dilakukan di institusi yang sama.
Percutaneous Nephrolithotripsy
Menggunakan panduan ultrasonografi atau fluoroskopik, seorang ahli bedah mendapatkan akses ke batu ginjal melalui sayatan kecil di punggung bawah selama percutaneous nephrolithotripsy. Sumber listrik, seperti ultrasound atau laser, memecah batu menjadi fragmen, yang dikeluarkan dari ginjal melalui tabung eksternal atau stent internal.
Perawatan ini biasanya dipertimbangkan untuk batu ginjal dengan ukuran yang lebih besar (2 cm atau lebih), batu kompleks, atau batu ginjal kutub bawah berukuran lebih besar dari 1 cm. Kemungkinan komplikasi yang mungkin terjadi pada pasien termasuk perdarahan, infeksi, dan cedera pada organ di sekitarnya.
Ureteroscopy
Selama ureteroscopy, seorang ahli bedah menempatkan tabung melalui uretra dan kandung kemih ke dalam ureter, kemungkinan naik sampai ke ginjal. Ureteroscopy menggunakan instrumen semi-rigid atau fleksibel sehingga ahli bedah memiliki pandangan yang sangat baik tentang segala sesuatu di dalam uretra.
Dokter bedah kemudian menggunakan sumber daya yang dirangkai melalui ureteroscope untuk memecah batu di bawah visualisasi langsung. Stent setelah operasi dapat ditempatkan selama beberapa hari atas kebijakan ahli urologi. Komplikasi jarang terjadi, tetapi mungkin termasuk cedera atau penyempitan ureter, serta sepsis.
Jika Anda mengalami ketidaknyamanan intens batu ginjal (kolik ginjal), pengendalian rasa sakit adalah prioritas utama. Sebuah analisis tahun 2018 dari beberapa uji acak melihat obat-obatan penghilang rasa sakit yang berbeda diberikan kepada orang yang dirawat di gawat darurat untuk kolik ginjal akut. Ini membandingkan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID, seperti aspirin, ibuprofen, atau naproxen) dengan parasetamol atau opioid. Studi ini menemukan NSAID menawarkan penghilang rasa sakit yang efektif dengan efek samping yang lebih sedikit dibandingkan parasetamol atau opioid.