Akupunktur sempat mendapatkan pandangan skeptis sejak tahun 1970-an sampai dengan sekitar tahun 2005, karena dinilai lebih mirip ‘sihir’ daripada metode pengobatan yang ‘sebenarnya’. Namun, seiring dengan waktu, keadaan berubah, dan akupunktur menjadi salah satu metode yang dipercaya dapat meringankan gejala dan penyakit tertentu, termasuk sakit kepala.
Studi klinis skala besar secara individu telah secara konsisten menunjukkan bahwa akupunktur memberikan penghilang rasa sakit yang lebih baik dibandingkan dengan perawatan biasa. Namun, kebanyakan penelitian juga menunjukkan sedikit perbedaan antara akupunktur sebenarnya dan palsu. Untuk mengatasi masalah ini, sebuah meta-analisis gabungan pada tahun 2012 dari sekitar 18.000 pasien individual di 23 uji coba akupunktur terkontrol acak untuk kondisi nyeri umum. Analisis ini secara meyakinkan menunjukkan bahwa akupunktur lebih baik untuk nyeri punggung bawah, sakit kepala, dan osteoarthritis, dan perbaikan terlihat serupa dengan penghilang rasa sakit non-opiat lainnya yang banyak digunakan.
Selain itu, profil keselamatan akupunktur sangat bagus, dengan sedikit efek samping bila dilakukan oleh praktisi yang terlatih. Sementara itu, studi sains dasar tentang akupunktur yang melibatkan hewan dan manusia telah menunjukkan manfaat potensial lainnya, mulai dari menurunkan tekanan darah sampai perbaikan fungsi otak. Secara lebih luas, penelitian akupunktur telah menghasilkan sejumlah wawasan dan kemajuan dalam biomedis, dengan aplikasi di luar bidang akupunktur itu sendiri.
Apakah Akupuntur Memang Bagus?
Wajar jika ada skeptisisme lanjutan tentang akupunktur. Ada ambiguitas dalam periset akupunktur yang digunakan untuk menggambarkan perawatan akupunktur, serta seputar konsep kuno titik akupunktur dan meridian, yang merupakan inti praktik akupunktur. Memang, pertanyaan apakah titik akupunktur sebenarnya ‘ada’ sebagian besar telah dihindari oleh komunitas peneliti akupunktur, walaupun terminologi titik akupunktur terus digunakan dalam penelitian.
Jadi, cukup adil untuk mengatakan bahwa para peneliti akupunktur telah berkontribusi terhadap keraguan tentang akupunktur, dan upaya terpadu diperlukan untuk menyelesaikan masalah ini. Namun demikian, praktik akupunktur telah muncul sebagai pilihan non-obat penting yang dapat membantu pasien nyeri kronis menghindari penggunaan obat-obatan yang berpotensi berbahaya, terutama opiat, dengan risiko serius dari gangguan penggunaan zat.
Sebuah posting pada tahun 2017 lalu menolak akupunktur sebagai perawatan mahal, tidak efektif, dan berbahaya untuk sakit kepala. Meskipun tanggapan yang mengikuti artikel tersebut sangat mendukung akupunktur, namun tetap menjadi perhatian bahwa praktik ini menarik untuk terus diteliti. Praktisi dan peneliti akupunktur harus bertanggung jawab untuk mengatasi kekurangan dalam basis pengetahuan akupunktur dan mengklarifikasi terminologinya.
Konon, kita perlu menyadari bahwa akupunktur bisa menjadi bagian dari solusi untuk masalah besar rasa sakit kronis dan kecanduan opiat. Bahwa solusi ini berasal dari praktik kuno dengan dasar teoretis yang tidak sepenuhnya dipahami oleh sains modern seharusnya membuatnya semakin menarik dan patut kita perhatikan. Dokter bertanggung jawab kepada pasien mereka untuk belajar tentang pengobatan alternatif dan non-obat dan untuk menjawab pertanyaan dan masalah pasien dengan baik.