Siapa pun yang telah menghabiskan banyak waktu berada di lingkungan remaja, dan melihat bagaimana mereka sering bermain dengan ponsel, mungkin bertanya-tanya apakah gawai tersebut memengaruhi otak remaja-remaja ini. Sebuah penelitian di JAMA menunjukkan bahwa mungkin memang demikian.
Para peneliti dari California mempelajari penggunaan media digital pada lebih dari 2.500 siswa sekolah menengah yang tidak memiliki gejala attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) pada awal penelitian. Peneliti bertanya kepada para siswa seberapa sering mereka terlibat dalam 14 kegiatan media digital yang berbeda, dalam skala dari ‘tidak pernah’ hingga ‘setiap hari’. Kegiatan ini termasuk:
- memeriksa media sosial,
- SMS,
- browsing atau melihat gambar atau video online,
- streaming atau mengunduh musik,
- menyukai atau mengomentari pos orang lain,
- ngobrol online,
- streaming TV atau film,
- bermain game sendiri,
- bermain game dengan orang lain,
- memposting di media sosial,
- berbagi postingan orang lain,
- membaca blog atau artikel online,
- belanja online, dan
- obrolan video.
Mereka mengikuti para remaja secara teratur selama dua tahun, baik tentang penggunaan media digital mereka dan juga mencari gejala ADHD. Studi menemukan bahwa 4,6% remaja dengan frekuensi rendah untuk media digital memiliki gejala ADHD pada akhir penelitian. Tetapi, jumlah tersebut melonjak menjadi 9,5% dari mereka dengan tujuh aktivitas berfrekuensi tinggi, dan 10,5% untuk mereka yang melaporkan aktivitas yang sering di semua kategori. Secara keseluruhan, penggunaan media digital meningkatkan risiko gejala ADHD sekitar 10%. Risikonya lebih tinggi untuk anak laki-laki daripada anak perempuan, dan untuk remaja yang mengalami depresi atau riwayat sebelumnya.
Sampai taraf tertentu, ini bisa dimengerti. Dibandingkan dengan media yang lebih ‘tradisional’ seperti menonton TV di ruang tamu, media digital memiliki kecepatan yang lebih cepat dan lebih ‘merangsang’, sehingga lebih mungkin bahwa remaja akan tertarik. Selain itu, masa remaja waktu ketika mereka berkembang dan mencari koneksi sosial. Jika ada tempat untuk koneksi sosial, itu adalah media sosial.
Tetapi, itu merupakan merupakan studi yang tidak boleh kita abaikan, karena ADHD dapat memiliki efek negatif yang nyata pada seorang remaja. Ini dapat menyebabkan kinerja sekolah yang memburuk, yang dapat melahirkan konsekuensi seumur hidup. Hal ini dapat membuat remaja lebih cenderung melakukan hal-hal yang berisiko dan bodoh. Ini juga dapat menyebabkan penyalahgunaan zat terlarang dan masalah hukum, yang tentu saja tidak diinginkan semua orang tua.
Sangat penting untuk memerhatikan kecanduan perangkat, dan inilah saatnya untuk membuat anak-anak meletakkan ponsel Anda, orang tua juga. Langkah-langkah sederhana, seperti makan malam tanpa layar dan aktivitas bebas layar lainnya, dapat membuat perbedaan, juga mengisi daya ponsel di suatu tempat yang jauh dari kamar tidur. Ada seluruh dunia yang menakjubkan di luar sana, dan anak-anak kita perlu berinteraksi dengannya dengan cara lain selain dengan telepon mereka.