Kita tentunya sudah paham bahwa seseorang memerlukan istirahat yang cukup untuk mengimbangi aktivitas atau kegiatan yang dilakukan sepanjang hari. Pasalnya, istirahat yang cukup disebut mampu menjaga tubuh seseorang agar tetap fit dan lebih kecil kemungkinan terserang penyakit. Ada beberapa fakta yang harus diketahui seseorang berkaitan dengan tidur ini, termasuk bagaimana cara terbaik untuk tidur hingga pengetahuan menarik tentang tidur tersebut.
Banyak ahli kesehatan yang mengatakan bahwa tubuh perlu untuk tidur dalam waktu sekitar 7 jam hingga 8 jam sehari. Terlepas dari jangka waktu tersebut, ternyata seseorang perlu untuk tertidur pada pukul 22.00 atau pukul 23.00.
Ada irama interaksi antara melatonin dan kortisol selama Anda tertidur, dan keduanya saling melengkapi. Ketika Anda tidur, melatonin di-reset untuk siap di pagi hari. Ini melibatkan testosteron untuk laki-laki, yang melibatkan kortisol untuk memberi energi. Selai itu, hormon tiroid juga memberi Anda energi sepanjang hari.
Yang tidak banyak diketahui, hormon pertumbuhan manusia (GH) ternyata juga memberi kita energi. Ada pelepasan hormon pertumbuhan antara tengah malam hingga pukul 03.00 ketika Anda tertidur. Tujuannya, agar Anda mendapat pasokan energi yang cukup untuk menjalankan aktivitas di pagi hari. Jadi, jika Anda mengonsumsi alkohol setelah pukul 17.00, Anda akan kehilangan GH pada malam hari sehingga kekurangan energi di hari berikutnya.
Pada 23 Annual World Congress on Anti-Aging Medicine yang dilaksanakan pada 13 Desember 2015 di Las Vegas, ahli endokrinologi dari Belgia, Dr. Thierry Hertoghe, menjelaskan bahwa satu minuman alkohol pada malam hari sebelum tidur akan membatalkan 75% semburan GH sehingga menyebabkan Anda kekurangan energi hari berikutnya. Konsumsi alkohol pada malam sebelum tidur akan mengganggu tidur terdalam Anda dan mengakibatkan defisiensi GH, yang dapat diukur dalam darah dan urine. Hal ini juga menyebabkan keriput dini, masalah muskuloskeletal, kelemahan otot, dan demensia.
Saat ini, sudah banyak pil tidur yang dijual di pasaran untuk mengatasi kesulitan tidur atau tidur yang gelisah. Namun, banyak ahli yang menyarankan agar Anda tidak mengonsumsi pil tidur ini karena hanya mengobati gejalanya dan justru membuat masalah tidur Anda lebih buruk.