Sekitar 285 juta orang di seluruh dunia diperkirakan mengalami kebutaan alias menjadi tuna netra. Karena itu, para ilmuwan dan dokter terus berusaha melakukan berbagai upaya untuk menyembuhkan atau bahkan mengurangi risiko kebutaan. Dan, akhir-akhir ini, telah ditemukan metode untuk menghasilkan beberapa jaringan sel mata dari sel-sel induk manusia.
Pada tahun 2014 lalu, menurut laporan The Guardian, setelah tiga tahun penelitian, terapi pengobatan sel punca untuk hilangnya penglihatan karena degenerasi makula dinyatakan aman. Penglihatan sebagian besar pasien membaik setelah menjalani terapi sel punca. Pasien dengan mata rusak yang menjalani terapi sel induk embrio menunjukkan peningkatan pada penglihatan.
Para ilmuwan melaporkan, tidak ada efek samping besar sejak para pasien ini menjalani pengobatan tersebut. Sebelumnya, memang ada kekhawatiran jika sel-sel ditolak oleh sistem kekebalan tubuh, atau terlalu aktif dan tumbuh menjadi tumor. Namun, setelah memantau pasien selama tiga tahun, para peneliti menyimpulkan bahwa pengobatan tersebut aman.
Bagi mereka yang masih awam, mungkin bertanya-tanya tentang terobosan menggunakan sel induk untuk mengobati penyakit mata. Studi pertama kali melaporkan penciptaan jaringan kornea baru. Kornea adalah penutup transparan di depan mata, di mana cahaya pertama kali diterima. Tim peneliti memulai dengan sel induk dan menggunakan sinyal kimia guna “membujuk” sel untuk berubah menjadi mata primitif. Sel-sel dari kornea primitif ini kemudian tumbuh menjadi lembaran, dan orang-orang menggunakan lembaran ini untuk menggantikan kornea yang rusak pada kelinci. Teknik ini kemudian disebut dengan “rabbit vision”.
Bahkan, yang lebih menarik adalah penggunaan sel induk untuk mengobati katarak pada mata bayi. Katarak adalah daerah berawan yang berkembang di lensa di dalam mata. Umumnya, katarak ini menyerang orang dengan usia lanjut dan harus dioperasi untuk mengeluarkan lensa yang rusak dan menggantinya dengan lensa buatan. Namun, ada beberapa bayi yang dilahirkan dengan katarak. Operasi tidak begitu sukses, karena mata bayi tumbuh, sehingga membutuhkan beberapa operasi untuk memasukkan lensa buatan yang selalu lebih besar.
Kemudian, para ilmuwan menemukan sel induk yang tumbuh di lensa mata. Pertama, pada kelinci dan monyet, mereka mengembangkan teknik bedah untuk menghapus lensa, tetapi meninggalkan sel induk yang memiliki kemampuan untuk tumbuh sebagai lensa baru. Lalu, para peneliti ini menggunakan teknik tersebut pada 12 bayi manusia yang lahir dengan katarak. Hasilnya, bayi-bayi tersebut memiliki lensa mata yang bebas dari katarak dalam waktu tiga bulan operasi, tanpa komplikasi.
Secara teoretis, sel induk dapat mengobati banyak penyakit mata pada manusia. Namun, hal itu memang tidak akan terjadi hanya dalam waktu semalam. Tetapi, metode ini dapat menyembuhkan penyakit mata lebih cepat dari yang dipikirkan karena satu alasan, karena kita telah berinvestasi dalam penelitian biologi dasar.