Di Indonesia, pertengahan tahun adalah saatnya musim liburan sekolah yang panjang. Sementara, di banyak negara Barat, bulan Juli hingga Agustus adalah mulainya musim panas. Karena itu, tidak mengherankan jika di bulan-bulan ini, banyak yang menghabiskan waktu mereka dengan berlibur, termasuk pergi ke pantai atau kolam renang.
Namun, apakah aman untuk masuk ke kolam renang atau pantai di bulan-bulan ini? US Centers for Disease Control and Prevention memperingatkan bahwa pada bulan-bulan ini, kuman mikroskopis seperti E. coli atau cryptosporidium berenang di kolam bersama Anda. Kuman-kuman itu dikatakan bisa membuat orang sakit ketika mereka menelan air yang terkontaminasi dengan kotoran.
Pernyataan yang diterbitkan di Morbidity and Mortality Weekly Report pada akhir Juni 2018 itu disertai dengan laporan baru tentang 140 wabah ‘air rekreasi yang tidak diobati’ yang membuat sakit hampir 5.000 orang, serta menewaskan dua di antaranya antara tahun 2000 hingga 2014 di AS. Banyak dari kasus-kasus ini ditelusuri ke materi feses yang dilepaskan ke kolam renang oleh anak-anak atau orang dewasa yang tidak mengikuti tindakan pencegahan kebersihan yang tepat.
Sekitar sepertiga dari kasus-kasus terjadi di taman-taman umum, dan sepertiga lainnya di pantai-pantai umum. Dan, bulan Juli adalah bulan puncak, dengan 58 persen kasus dimulai pada bulan itu. “Perenang dapat menjadi sumber kontaminasi tinja jika mereka memiliki insiden kotoran di air atau kotoran yang menempel di tubuh mereka. Dalam laporan baru, 87 persen penyakit disebabkan oleh seperti E. coli, cryptosporidium, norovirus dan Shigella, yang semuanya dapat hadir dalam tinja.
“Jika Anda mengalami demam, diare, sakit perut atau muntah setelah berenang di danau atau air yang tidak diobati, penting untuk menemui dokter Anda atau dirawat di bagian gawat darurat,” tutur Dr. Robert Glatter, dokter darurat di Lenox Hill Hospital di New York City. “Air yang masuk ke hidung saat berenang di air tawar hangat dapat menempatkan Anda pada risiko tidak hanya diare dan enteritis, tetapi infeksi parasit dan jamur yang dapat menyebar ke otak dan sinus.”
Glatter menambahkan, mengenakan klip hidung atau hanya menjaga kepala Anda di atas air dapat membantu jika Anda berenang di danau, sungai, atau area air yang tidak bersih. Cobalah untuk menghindari menelan air, karena ini dapat menyebabkan infeksi bakteri, virus, dan parasit. “Sangat penting untuk mematuhi setiap peringatan yang menyebutkan pantai ditutup untuk berenang,” sambung Glatter.
Tentu saja, cara terbaik yang dapat dilakukan oleh semua orang untuk menjaga air di musim panas ini adalah dengan melakukan pencegahan. Jika Anda sakit diare, jauhi air, karena air yang tertelan mungkin mengandung patogen enterik yang dapat menyebabkan mual, muntah, dan diare. Selain itu, orang tua juga harus waspada karena wabah yang paling mungkin di kolam renang atau pantai sering dikunjungi oleh anak-anak di bawah 5 tahun dengan keterbatasan keterampilan toilet dan tanpa fasilitas higienis yang memadai.