Menjadikan anak sebagai pribadi yang sukses di kemudian hari merupakan impian setiap orang tua di dunia. Untuk menanamkan mindset kesuksesan, kebanyakan orang tua akan memuji setinggi langit jika anak-anak mereka telah mencapai sesuatu. Padahal, cara ini bukanlah cara efektif untuk menanamkan arti kesuksesan pada anak.
Seorang peneliti bernama Dr. Carol Dweck, mengemukakan bahwa untuk membuat anak agar kelak menjadi pribadi yang sukses adalah menanamkan sebuah mindset berkembang dalam diri mereka. Dan, cara praktis untuk mengembangkan mindset ini adalah dengan memuji anak yang secara eksplisit menggambarkan bagaimana mereka mampu untuk belajar, bukannya memuji bagaimana pintarnya mereka.
Misalnya, jika anak Anda berhasil menyelesaikan sebuah teka-teki, maka jangan terburu-buru memujinya dengan mengatakan, “Kamu sangat pintar!” Sebaliknya, pujilah mereka dengan kalimat, “Maaf, aku menyia-nyiakan waktumu dengan teka-teki yang sangat mudah. Mari kita coba teka-teki yang lebih besar, dan aku tahu kamu bisa melakukannya.”
Pujian tersebut memang hanya mengalami pergeseran yang cukup sederhana. Namun, efeknya bakal sangat besar bagi perkembangan anak. Jika Anda melakukan ini, maka anak Anda akan memiliki lebih dari satu kesempatan untuk membuktikan diri bahwa mereka bisa melakukan sesuatu yang lebih sukar atau lebih besar.
Untuk membuktikan mindset berkembang ini, Dweck dan timnya melakukan penelitian lapangan kepada siswa kelas tujuh. “Kami mengukur pola pikir mereka dan kami melihat apakah kecerdasan mereka itu bersifat tetap atau masih dapat dikembangkan,” jelas Dweck dalam video RSA Animate.
“Mereka telah memasuki kelas tujuh dan mereka memiliki skor tes yang identik,” sambung Dweck. “Tapi pada akhir semester pertama, nilai mereka jauh berbeda dan terus menyimpang.”
Dweck menambahkan, siswa-siswa tersebut memilik tujuan yang sama sekali berbeda di sekolah. Umumnya, siswa memiliki pola pikir bagaimana agar terlihat pintar di sepanjang waktu dan dengan biaya berapa pun. “Jadi, orientasi mereka adalah sebisa mungkin menghindari tugas yang berpotensi menunjukkan kekurangan mereka,” sambung Dweck.
“Siswa yang lain, yang menggunakan mindset berkembang, percaya bahwa kecerdasan dapat dikembangkan,” imbuhnya. “Jadi, mereka akan belajar setiap saat dengan biaya berapa pun.”
Di sisi lain, Sal Kahn dari Khan Academy mengatakan bahwa tidak ada kata terlambat untuk menanamkan mindset berkembang pada diri anak. "Anda bisa mulai dengan segera setelah anak-anak Anda bisa memahami bahasa. Saya juga berpikir, anak-anak secara alami memiliki mindset berkembang,” jelasnya.
“Sistem sekolah kita memang kebanyakan akan mengatakan ‘Lihat dia begitu cerdas, dia melakukan itu’, dan ini memang positif,” sambung Khan. “Namun, hal tersebut menjadikan anak enggan mengambil risiko yang memungkinkan mereka tidak bisa mendapatkan pujian serupa.”
Ditambahkannya, setiap orang memang memiliki mindset berkembang tentang beberapa hal dan mindset tetap tentang hal-hal yang lain. “Tetapi jika saya pergi dan terus berlatih serta mengambil risiko di luar zona kenyamanan saya, hal itu akan terbayar,” tutup Khan.