Apakah Anda mengetahui tentang incontinence? Ini adalah keadaan ketika terjadi pengeluaran urine atau feses secara tidak sengaja. Di AS, diperkirakan sekitar belasan juta jiwa menderita masalah ini, meski di Indonesia belum diketahui secara pasti jumlah orang yang mengalami incontinence. Pasalnya, kebanyakan orang yang menderita incontinence lebih cenderung diam. Tetapi, sedikit bukti menunjukkan bahwa gangguan ini biasanya dimulai pada usia 40 tahun atau 50 tahun.
Sebenarnya, Anda tidak harus hidup dengan kondisi ini, karena masalah tersebut bisa diobati. Pilihan pengobatan meliputi perubahan diet dan regimen latihan usus, dan juga pembedahan untuk beberapa kasus khusus. Diet bisa memiliki dampak besar pada prediksi gerakan usus dan itu berarti bahwa perubahan sederhana, seperti mengonsumsi lebih banyak serat atau menghindari makanan yang mengganggu sistem pencernaan, bisa sangat membantu.
Pentingnya Serat
Serat membantu mengendalikan sembelit dan diare, dan diet dengan serat tinggi dapat membantu mengatasi kedua kondisi tersebut. Dengan memproduksi tinja tetapi berbentuk lunak, serat bisa membantu “menormalkan” fungsi usus. Yang terbaik adalah mendapatkan serat ekstra dari makanan. Sumber serat makanan yang baik termasuk sereal, buah dan sayuran mentah, roti gandum utuh dan pasta, serta beras merah.
Suplemen serat juga bisa membantu. Jika Anda meminumnya, pastikan untuk minum banyak cairan yang menggandung bahan tersebut untuk menghindari sembelit. Anehnya, mengonsumsi banyak cairan dengan suplemen serat juga membantu mengendalikan diare. Pasalnya, serat menyerap air dan mencegah kebocoran tinja berair.
‘Menjinakkan’ Diare
Makanan tertentu dapat menyebabkan keluarnya tinja berbentuk cairan. Beberapa penyebab umum di antaranya daging asap, alkohol, makanan pedas, kafein, makanan berlemak, pemanis (seperti sorbitol, xylitol, manitol, fruktosa), dan produk susu. Anda dapat mencoba menghilangkan atau mengurangi asupan bahan-bahan tersebut (satu per satu untuk beberapa hari dari masing-masing bahan) guna melihat apakah salah satu dari mereka mungkin menyebabkan diare.
Mengelola Sembelit
Jika incontinence tinja Anda berhubungan dengan sembelit, dokter Anda dapat menawarkan cara untuk membantu melatih perut Anda agar memiliki gerakan yang teratur secara berkala. Ini mungkin termasuk meningkatkan asupan serat dan cairan serta menggunakan berbagai rangsangan (mulai minuman hangat hingga enema) untuk mendorong pergerakan usus pada waktu yang ditentukan.
Latihan Otot Panggul dan Biofeedback
Studi yang mengevaluasi keefektifan pelatihan otot panggul dalam mengobati incontinence tinja telah menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Namun, bagi orang-orang yang dengan incontinence kurang dari skala berat, latihan untuk menguatkan otot-otot dasar panggul ini patut dicoba. Sementara, biofeedback adalah cara lain untuk mengatasi gangguan ini. Tujuannya, untuk memperkuat otot sphincter. Beberapa laporan menunjukkan ini mungkin berfungsi. Tetapi sejauh ini, belum ada studi terkontrol yang menunjukkan keefektifannya tanpa pengobatan.
Operasi
Bagi beberapa orang, untuk dapat sembuh dari incontinence tinja memerlukan pembedahan. Dokter Anda dapat membantu membimbing dalam menentukan apakah operasi diperlukan dan prosedur mana yang paling masuk akal untuk Anda.