Tujuan dari periklanan adalah, tentu saja, untuk menarik perhatian dan menjual produk kepada konsumen. Namun, ketika berbicara mengenai produk yang berhubungan dengan kesehatan, Anda perlu berhati-hati. Pasalnya, ketidakakuratan dalam periklanan dapat merusak kesehatan Anda. Hal ini berlaku untuk semuanya, termasuk yang sering dikonsumsi, vitamin dalam bentuk minuman atau biasa disebut vitamin water.
Mungkin Anda telah melihat iklan vitamin water yang mempromosikan manfaat kesehatan, dan tidak jarang menyarankan untuk tidak mendapatkan suntikan flu karena dinilai sudah ‘ketinggalan zaman’. Konsumen yang melihat iklan ini, lalu menyimpulkan bahwa suntikan flu tidak begitu hebat, dan vitamin water lebih baik untuk mereka daripada vaksin flu.
Memang, iklan tersebut bisa sangat memikat. Namun, ini merupakan pendekatan yang patut disayangkan dan berpotensi menimbulkan bahaya karena berbagai alasan. Perlu diketahui, flu menewaskan sekitar 61.000 orang di AS selama musim flu 2017–18 dan hingga 646.000 orang di seluruh dunia. Karena itu, suntikan flu dapat mencegah banyak dari kematian ini. Suntikan flu direkomendasikan setiap tahun karena jenis virus influenza berubah setiap tahun dan vaksinasi terus dimodifikasi.
“Ada kampanye yang besar dan terus berkembang yang secara salah mengemukakan bahwa risiko vaksinasi jauh melebihi manfaatnya,” tulis Robert Shmerling, M.D., dokter asosiasi dan kepala klinis rheumatologi di Beth Israel Deaconess Medical Center, di Harvard Health Publishing. “Ini tidak hanya menimbulkan ancaman bagi mereka yang tidak melakukan vaksinasi dan menjadi sakit flu, tetapi juga bagi mereka yang terinfeksi.”
Vitamin water sendiri adalah salah satu dari banyak produk yang tampaknya menunjukkan manfaat kesehatan, namun kandungan nutrisinya mungkin kurang sehat dari yang Anda harapkan. Baca label vitamin water dengan cermat dan Anda akan melihatnya mengandung 26 gram gula (setara dengan lebih dari enam sendok teh gula), tidak ada protein atau serat, serta bahan-bahan yang bersumber dari tanaman rekayasa genetika (umumnya dikenal sebagai GMO).
Benar, vitamin water memiliki 25% dari rekomendasi harian untuk vitamin A dan 100% vitamin C, B6, serta B12. Namun, sebenarnya sebagian besar orang tidak kesulitan mendapatkan banyak nutrisi ini dalam makanan yang mereka makan. Terlepas dari namanya, tidak ada keuntungan kesehatan yang jelas untuk mendapatkan vitamin bersama dengan kalori kosong di vitamin water. “Makanlah jeruk jika Anda mencari vitamin C, karena setidaknya mengandung beberapa serat,” tambah Shmerling.
“Anda dapat berargumen bahwa iklan vitamin water tidak menganjurkan siapa pun untuk melewatkan vaksinasi flu mereka, dan itu hanya cara untuk mempromosikan produk mereka,” sambung Shmerling. “Saya tidak setuju. Orang-orang terus dibombardir dengan semburan informasi yang salah. Mungkin sulit untuk mengetahui sumber mana yang harus dipercaya. Mengecilkan risiko melewatkan suntikan flu dapat memiliki konsekuensi yang menghancurkan seluruh populasi.”
Menurut Shmerling, bagian pemasaran atau iklan yang berhubungan dengan kesehatan harus punya standar yang lebih tinggi daripada iklan untuk pakaian, mobil, atau furniture. Pengiklan harus melangkah hati-hati ketika berbicara mengenai perawatan yang dipelajari terbukti menyelamatkan nyawa. Hingga influenza dihilangkan sebagai risiko kesehatan tahunan, sangat berbahaya untuk menyamakan suntikan flu dengan tren ketinggalan zaman hanya untuk menjual minuman manis.