Depresi Postpartum alias Postpartum Depression (PPD) sangat umum dialami oleh para ibu yang baru saja melahirkan. Kondisi yang jauh berbeda setelah melahirkan, baik kondisi tubuh, tanggungjawab yang lebih sebagai seorang istri sekaligus ibu membuat kaum wanita memiliki ketakutan dan kecemasan yang berlebih usai melalui proses persalinan.

Ibu Penderita Depresi Postpartum - ddamaraayu.wordpress.com
Dalam beberapa kasus penderita depresi postpartum akan membuat seorang ibu merasa begitu tertekan dan membuatnya menghindari anak bahkan hingga memiliki pikiran untuk bunuh diri. Namun rupanya hal itu bukan satu-satunya gejala dari depresi. Beberapa orang mengalami bentuk PPD yang tidak memanifestasikan dirinya lewat keinginan mengakhiri hidup atau menyakiti bayinya sendiri, meski demikian hal itu tetap saja termasuk dalam wujud depresi yang serius.
Pasca melahirkan, sebagian besar wanita merasa bahwa itu hanyalah syok sesaat usai peristiwa besar dalam hidupnya. Mereka berpikir ini hanya perlu penyesuaian dengan frekuensi tidur yang kurang, aktivitas menyusui yang menyakitkan, rutinitas merawat bayi, dan sebagainya. Namun nyatanya kecemasan tersebut melebihi level yang dapat mereka hadapi.
Kecenderungan depresi postpartum sendiri dapat diamati selama kehamilan. Ibu yang sudah menderita kecemasan dan depresi selama kehamilan akan berpotensi besar untuk mengalami PPD setelah melahirkan.
Banyak di antara mereka yang enggan meminta bantuan dan mengkonsultasikannya ke dokter. Pasalnya orang-orang di sekeliling mereka tak begitu memahami apa yang dialami oleh ibu penderita PPD tersebut. Saat mengunjungi psikiater, penderita PPD akan didorong untuk terus meminum obat-obatan rutin, namun tentunya ini sangat berisiko terutama bagi ibu yang menyusui. Sebagian lagi hanya dapat berpesan bahwa PPD hanyalah kecemasan sementara yang akan menghilang sendirinya. Padahal tidak selalu seperti itu.
Dalam budaya Asia sendiri depresi postpartum dianggap sebagai hal yang tabu dan memalukan. Penderita takut meminta bantuan dan bercerita pada orang lain karena khawatir dan takut akan tanggapan orang-orang di sekitarnya. Pada dasarnya penderita tidak pernah membayangkan akan menderita PPD, sebab PPD bukanlah pilihan.
Ibu-ibu yang mengalami depresi postpartum tak ingin dikasihani atau dihujani dengan saran-saran yang tak sesuai dengan kondisi mereka. Melainkan mereka hanya ingin hal-hal sederhana seperti pelukan yang hangat hanya untuk menyadarkan bahwa mereka tidaklah sendirian di dunia ini.