Kebanyakan orang yang menderita inkontinensia tinja melakukannya dalam diam. Akibatnya, jumlah orang dengan kondisi yang mengakibatkan pelepasan gas atau tinja yang tidak disengaja tersebut tidak diketahui. Tetapi, sedikit bukti yang ada menunjukkan bahwa biasanya gangguan ini dimulai pada usia 40 tahunan atau 50 tahunan.
Anda sebenarnya tidak harus hidup dengan inkontinensia, karena ada pilihan pengobatan, yang mencakup perubahan pola makan dan regimen latihan usus, dan pembedahan untuk beberapa orang. Diet bisa berdampak besar pada predictability pergerakan usus. Itu berarti bahwa perubahan sederhana, seperti makan lebih banyak serat atau menghindari makanan yang mengganggu sistem Anda, bisa sangat membantu.
Pentingnya Serat
Serat membantu mengendalikan sembelit dan diare, dan diet dengan serat tinggi dapat membantu kedua kondisi tersebut. Dengan membantu memproduksi tinja berbentuk tetapi lunak, serat bisa membantu “menormalkan” fungsi usus. Yang terbaik adalah mendapatkan serat ekstra dari makanan. Sumber serat makanan yang baik termasuk sereal dedak, buah dan sayuran mentah, roti gandum utuh dan pasta, serta beras merah.
Di samping itu, suplemen serat juga bisa membantu. Jika Anda meminumnya, pastikan untuk minum banyak cairan dengan bahan itu untuk menghindari sembelit. Anehnya, mendapatkan banyak cairan dengan suplemen serat juga membantu mengendalikan diare. Pasalnya, serat menyerap air dan mencegah kebocoran tinja berair.
Menjinakkan Diare
Makanan dan minuman tertentu dapat menyebabkan tinja berbentuk cair. Beberapa penyebab umum di antaranya daging asap, alkohol, makanan pedas, kafein, makanan berlemak dan berminyak, pemanis (sorbitol, xylitol, mannitol, fruktosa), dan produk susu. Anda dapat mencoba menghindari atau mengurangi asupan makanan ini (satu per satu untuk beberapa hari masing-masing) untuk melihat apakah salah satu dari mereka mungkin menyebabkan diare.
Mengelola Sembelit
Jika inkontinensia tinja Anda berhubungan dengan sembelit, dokter Anda dapat menawarkan cara untuk membantu melatih perut Anda agar memiliki gerakan yang teratur secara berkala. Ini termasuk meningkatkan serat dan asupan cairan dan menggunakan berbagai rangsangan (dari minuman hangat ke enema) untuk mendorong buang air besar pada waktu yang ditentukan.
Latihan Otot Panggul dan Biofeedback
Studi yang mengevaluasi keefektifan pelatihan otot pelvis dalam mengobati inkontinensia tinja telah menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Namun, bagi orang-orang dengan inkontinensia kurang dari berat, latihan untuk menguatkan otot-otot dasar pelvis patut dicoba. Biofeedback adalah cara lain untuk mengatasi inkontinensia tinja, tujuannya untuk memperkuat otot sfingter. Beberapa laporan menunjukkan ini mungkin bernilai. Tetapi, sejauh ini, belum ada studi terkontrol yang membandingkan keefektifannya tanpa pengobatan.
Bagi beberapa orang, kelegaan dari inkontinensia tinja memerlukan pembedahan. Dokter Anda dapat membantu membimbing dalam menentukan apakah operasi diperlukan dan prosedur mana yang paling masuk akal untuk Anda.