Seiring bertambahnya usia, melakukan buang air kecil atau kencing bisa menjadi rumit, dan operasi prostat sering membuat pria rentan terhadap kebocoran saat mereka batuk, bersin, atau hanya bangkit dari kursi, atau kandung kemih bisa menjadi ‘tidak sabar’, tiba-tiba menuntut agar Anda segera menemukan kamar mandi. “Ribuan tahun yang lalu, masalah itu tidak terlalu banyak,” kata Dr. Anurag Das, seorang ahli urologi dari Beth Israel Deaconess Medical Centeryang berafiliasi dengan Harvard.
Inkontinensia Urine pada Pria
Inkontinensia urine berarti hilangnya urine secara kebetulan atau tanpa disengaja dari kandung kemih. Jenis yang paling umum adalah inkontinensia yang mendesak dan inkontinensia stres. Penyebab inkontinensia urine yang biasa pada pria adalah kontraksi otot kandung kemih yang tidak disengaja (kandung kemih terlalu aktif). Hal ini terkadang terkait dengan penyumbatan jangka panjang dari pembesaran prostat.
“Anda merasakan dorongan untuk pergi, tetapi Anda mulai bocor sebelum bergegas,” sambung Dr. Das. “Bisa jadi beberapa tetesan, atau bisa jadi jumlah yang lebih besar jika Anda tidak dapat menemukan kamar mandi pada waktunya. Beberapa pemicu inkontinensia seperti mendengar air mengalir, memasuki ruangan yang dingin, berdiri setelah duduk, atau bahkan hanya memasukkan kunci di lubang pintu rumah.”
Sementara, stress incontinence mengacu pada kebocoran urine yang terjadi saat batuk, bersin, mengangkat benda berat, atau aktivitas lainnya. Pada pria, ini biasanya disebabkan oleh masalah pada cincin otot, atau sfingter, yang ‘meremas’ untuk menutup kandung kemih. “Jika bagian itu lemah atau rusak, maka batuk, bersin, berlari, atau melompat bisa menyebabkan kebocoran,” tambah Dr. Das.
Pada pria, penyebab paling umum dari inkontinensia stres adalah kerusakan sfingter setelah operasi prostat. Pengobatan radiasi untuk kanker prostat juga bisa menjadi pemicu. Dokter akan mengajukan pertanyaan untuk mencari tahu apa yang mungkin menyebabkan masalah dan seberapa parahnya. Anda mungkin diminta untuk pulang dan menyimpan catatan harian tentang seberapa sering Anda perlu buang air kecil dan keadaan atau pemicu yang menyebabkan kebocoran.
Pengobatan Inkontinensia Urine
Bergantung pada sifat masalahnya, perubahan dan strategi berikut dapat membantu.
- Hindari pemicu minuman. Pada beberapa pria, kandung kemih menjadi sangat sensitif terhadap minuman tertentu. Solusi yang jelas, kurangi minuman apa pun yang memicu desakan, entah itu kopi, teh, minuman ringan, atau alkohol.
- Menempatkan diri Anda pada jadwal pencegahan rutin untuk kencing juga bisa menghilangkan tekanan. Jadwal yang khas adalah buang air kecil setiap dua sampai empat jam.
- Menurunkan berat badan, jika dibutuhkan. Kelebihan berat badan dapat memberi tekanan ekstra pada kandung kemih, dan sistem saluran kencing dan memperburuk keadaan. Kehilangan beberapa berat badan dapat mengurangi urgensi kemih.
- Gunakan pengaman. Ini dapat membantu mengencangkan otot panggul secara strategis dengan regimen latihan Kegel (jadi, tidak hanya untuk wanita). Seorang ahli urologi dapat menginstruksikan Anda untuk melakukan ini dengan benar atau mengarahkan Anda ke ahli terapi fisik untuk pelatihan singkat. Untuk inkontinensia stres, melakukan latihan Kegel membantu mengandung urine saat Anda bersin atau batuk. Sementara, untuk inkontinensia yang mendesak, ini memperlambat otak untuk melemahkan dorongan kemih yang mendadak dan kuat.
Saat ini, tidak ada obat yang disetujui FDA untuk mengobati inkontinensia stres. Namun, berbagai pilihan sekarang sudah tersedia untuk inkontinensia dorongan. Obat ini menargetkan otot kandung kemih yang terlalu aktif. “Kandung kemih bisa menahan lebih banyak air kencing, dan Anda punya lebih banyak waktu untuk sampai ke kamar mandi,” pungkas Dr. Das.