Saat ini dunia sedang mengalami epidemi yang diproyeksikan menjadi jauh lebih buruk. Ini adalah epidemi demensia, yang memengaruhi 50 juta orang dan jutaan pengasuh mereka, sebuah angka mengejutkan yang diproyeksikan meningkat tiga kali lipat pada tahun 2050 mendatang. Namun, Anda dapat meminimalkan risiko terkena penyakit otak ini jika lebih peduli dengan kesehatan jantung Anda.
Dilansir Harvard Health Publishing, demensia adalah kemunduran fungsi otak yang progresif dan memilukan, yang berkaitan dengan penuaan. Meskipun ada penyebab yang berbeda, penyebab paling umum, Alzheimer dan demensia vaskular, sekarang dianggap berkaitan erat dengan faktor makanan dan gaya hidup yang tidak sehat.
Tips Cegah Demensia
- Aktivitas fisik reguler, aktivitas apa pun, setidaknya selama 150 menit per minggu, adalah nomor satu dalam daftar tindakan berbasis bukti yang dapat Anda lakukan. Berolahraga jelas menurunkan risiko demensia, bahkan Alzheimer. Studi menunjukkan bahwa orang yang berolahraga lebih cenderung tidak mengembangkan demensia dalam bentuk apa pun, dan ini berlaku bahkan untuk orang dewasa dengan gangguan kognitif ringan.
- Makan makanan nabati. Ada bukti penelitian substansial yang menunjukkan bahwa makan makanan tinggi buah-buahan, sayuran, biji-bijian, lemak sehat, dan makanan laut dikaitkan dengan risiko penurunan kognitif dan demensia yang jauh lebih rendah. Diet ini sering disebut sebagai diet gaya Mediterania, tetapi bisa disesuaikan dengan budaya atau masakan apa pun.
- WHO juga merekomendasikan untuk menghindari makanan seperti biji-bijian olahan (tepung putih, nasi putih), gula tambahan, natrium, dan lemak jenuh seperti mentega dan daging berlemak. Penting untuk dicatat bahwa WHO tidak merekomendasikan mengonsumsi vitamin atau suplemen apa pun untuk kesehatan otak, karena tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa ini memiliki efek apa pun.
- WHO juga mengeluarkan rekomendasi kuat untuk menghindari atau berhenti merokok dan untuk meminimalkan penggunaan alkohol, terutama pada mereka yang sudah memiliki masalah kognitif.
- WHO pun menyebutkan faktor gaya hidup tambahan yang meski memiliki sedikit bukti, tetapi juga dapat membantu, seperti cukup tidur, hubungan positif, dan keterlibatan sosial.
Hubungan Kesehatan Jantung dan Demensia
Kita telah lama mengetahui bahwa penyakit dan kondisi yang menyumbat pembuluh darah jantung juga menyumbat pembuluh darah seluruh tubuh, termasuk otak. Itu semua bermuara pada kerusakan arteri, pembuluh darah yang sangat penting untuk aliran darah dan pengiriman oksigen ke organ-organ. Kerusakan arteri menyebabkan penyumbatan arteri, yang menyebabkan penyakit jantung dan serangan jantung, stroke, penyakit pembuluh darah perifer, dan demensia vaskular.
Sementara itu, penyakit Alzheimer dulu dianggap sebagai proses yang berbeda, karena otak orang-orang dengan Alzheimer tampaknya penuh dengan protein berbentuk tabung kusut. Namun, semakin banyak penelitian yang menghubungkan Alzheimer dengan faktor risiko yang sama yang menyebabkan penyakit jantung, stroke, penyakit pembuluh darah perifer, dan demensia vaskular, seperti obesitas, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan diabetes.
Penelitian menunjukkan bahwa orang-orang dengan faktor-faktor risiko ini secara signifikan lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit Alzheimer. Sementara itu, studi juga menunjukkan bahwa orang dengan penyakit Alzheimer telah mengurangi aliran darah otak secara signifikan, dan studi otopsi menunjukkan bahwa otak yang terkena Alzheimer juga dapat memiliki kerusakan pembuluh darah yang signifikan.
Tampaknya, aliran darah otak yang baik adalah kunci untuk membersihkan protein tubular yang dapat menumpuk dan menjadi kusut dalam otak pasien Alzheimer. Satu hipotesis kuat adalah bahwa segala sesuatu yang mengurangi aliran darah ke otak dapat meningkatkan risiko Alzheimer, dan sebaliknya, apa pun yang meningkatkan aliran darah dapat mengurangi risiko Alzheimer.
Jadi, bahkan jika seseorang memiliki riwayat keluarga demensia, terutama demensia Alzheimer, dan bahkan jika mereka sudah memiliki gangguan kognitif ringan (pelupa, kebingungan), mereka masih dapat mengurangi risiko terkena demensia hanya dengan menjalani gaya hidup sehat jantung. Itu berarti minimal 150 menit kegiatan per minggu; diet nabati yang bertujuan untuk setidaknya lima porsi buah dan sayuran setiap hari; menghindari makanan seperti biji-bijian olahan, gula, natrium, dan lemak jenuh; menghindari atau berhenti merokok; serta membatasi penggunaan alkohol sebanyak mungkin.