Screening atau pemeriksaan kesehatan merupakan metode yang sering dipakai untuk mendeteksi masalah medis sebelum menjadi lebih parah, atau menyebabkan komplikasi dan kematian. Yang lebih penting, screening test ini juga berguna untuk mendeteksi pre-disease, sebuah kelainan yang mungkin tidak berbahaya, namun dapat menimbulkan gangguan di kemudian hari.
Menurut US Preventive Services Task Force, screening yang dianggap cukup baik untuk direkomendasikan secara rutin untuk orang dewasa, termasuk mamografi untuk kanker payudara pada wanita, pap smear untuk kanker serviks pada wanita, uji kepadatan tulang osteoporosis (setiap dua sampai empat tahun jika setidaknya berusia 65 tahun), serta colonoscopy yang dimulai pada usia 50 tahun.
Selain ini, disarankan juga orang dewasa untuk melakukan tes darah untuk mendeteksi hepatitis C (bagi orang dewasa yang berusia di atas 50 tahun), HIV untuk remaja dan orang dewasa berusia antara 15 tahun sampai 65 tahun dan semua wanita hamil, serta screening lipid untuk semua remaja dan orang dewasa berusia 15 tahun sampai 65 tahun.
Kapan Harus Berhenti?
Sayangnya, banyak dari tes ini tidak memiliki ‘tanggal akhir’ yang spesifik. Namun, saat orang mencapai usia lanjut, perlu ditanyakan seberapa besar manfaat untuk melakukan tes screening yang telah diuji dan divalidasi pada individu yang lebih muda. Jadi, untuk orang dengan rentang hidup yang terbatas, mungkin tidak masuk akal untuk melanjutkan tes semacam itu.
Salah satu contohnya adalah tes kepadatan mineral tulang untuk osteoporosis. Dalam percobaan yang sangat penting, pengurangan fraktur hanya muncul sekitar dua tahun setelah memulai pengobatan dan mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mencapai efek penuh. Bagi pasien dengan harapan hidup yang terbatas, mungkin tidak ada cukup waktu untuk mendapatkan manfaat nyata dari screening lanjutan. Logika serupa berlaku untuk mammogram dan tes darah untuk screening kanker prostat.
Sebuah studi baru-baru ini meneliti untuk tes colonoscopy. Saat ini, US Preventive Services Task Force merekomendasikan berhenti melakukan tes pada usia 75 tahun. Untuk usia yang lebih tua, pengujian ‘selektif’ dapat dipertimbangkan untuk mencegah risiko yang mungkin terjadi. Pertanyaannya, bukankah mungkin orang dewasa yang lebih tua dari usia 75 tahun mendapatkan manfaat dari tes colonoscopy?
Bagaimanapun, colonoscopy agak unik di antara tes screening yang tersedia. Tidak hanya bahwa colonoscopy bisa mendeteksi kanker colorectal dini saat masih dapat disembuhkan, namun juga dapat mendeteksi polip dan membuangnya selama prosedur sebelum mereka memiliki kesempatan untuk berkembang menjadi kanker.
Periset menganalisis data dari lebih dari 1,3 juta orang berusia 70 sampai 79 tahun dan membandingkan seberapa baik colonoscopy menyampaikan janjinya untuk mendeteksi kanker usus besar dalam kurun waktu delapan tahun. Temuan ini dibandingkan dengan tingkat kanker usus besar yang didiagnosis pada orang yang tidak memiliki colonoscopy. Studi menemukan bahwa:
- Bagi mereka yang berusia 70 sampai 74 tahun yang memiliki colonoscopy, risiko kanker colorectal delapan tahun adalah 2,2%; dan pada mereka yang tidak memiliki colonoscopy, tingkatnya adalah 2,6%.
- Bagi mereka yang berusia 75 sampai 79 tahun yang memiliki colonoscopy, risiko kanker colorectal delapan tahun adalah 2,8%, dan sekitar 3% pada mereka yang tidak memiliki colonoscopy.
- Kurang dari enam dari 1.000 orang memiliki efek samping yang signifikan pada kelompok usia 70 sampai 74 tahun, dan sekitar satu dari 100 pada kelompok yang lebih tua.