Bau mulut menjadi masalah bagi banyak orang, tua dan muda maupun laki-laki dan perempuan. Banyak yang menganggap bau mulut sebagai sesuatu yang biasa. Tidak sedikit pula yang terganggu masalah bau mulut. Mulai kurangnya percaya diri, minder, hingga kekahawatiran pada masalah kesehatan gigi dan mulut.
NANCYTA Dewi S., dokter gigi Rumah Sakit Adi Husada, Undaan Wetan, Surabaya, menjelaskan bahwa bau mulut atau halitosis dapat disebabkan berbagai hal. Di antaranya adalah kurangnya kebersihan rongga mulut yang dapat disebabkan lubang pada gigi, plak dan karang gigi, pemakaian gigi palsu (denture), serta pemakaian kawat gigi.
"Berawal dari rongga mulut yang tidak dijaga kebersihannya, sisasisa makanan terselip di antara celah gigi atau lubang pada gigi. Dari sana dapat timbul bau mulut atau menjadi plak yang menimbulkan bau mulut," jelasnya.
Penyebab bau mulut yang kedua adalah kurangnya asupan air (dehidrasi) yang mengakibatkan jumlah atau produksi air liur atau saliva menurun. Saliva berfungsi untuk merasakan makanan, membuat makanan mudah dicerna, mencegah kekeringan rongga mulut, membersihkan rongga mulut dari bakteri, dan membunuh pertumbuhan jamur.
Karena saliva semakin sedikit, rongga mulut kering sehingga menimbulkan bau mulut. "Biasanya, saat seseorang bangun tidur atau berpuasa, bau mulutnya cenderung tidak enak. Hal itu terjadi karena kurangnya asupan air tadi," tutur Nancyta.
Penyebab bau mulut yang ketiga adalah makanan. Makanan yang dimaksud adalah makananmakanan dengan bau yang menyengat, seperti bawang putih, bawang merah, petai, jengkol, dan durian. Makanan-makanan tersebut diserap aliran darah selama proses pencernaan. Kemudian, di dalam paru-paru bau tajam ditransfer ke udara dan diembuskan melalui hidung.
"Aroma yang tajam dan menyengat dari makanan tersebut akan memengaruhi bau mulut dan aromanya dapat bertahan hingga 72 jam di mulut walaupun ketajamannya menurun," terang Nancyta. Penyebab selanjutnya adalah masalah pada hidung dan tenggorokan. Di antaranya, infeksi sinus yang mengeluarkan cairan sinus melalui bagian belakang tenggorokan sehingga menimbulkan bau busuk. Bisa juga infeksi tenggorokan karena aktivitas bakteri di tonsil yang dapat menimbulkan bau mulut ringan.
Tembakau dan alkohol juga bisa menjadi penyebab bau mulut. Karena seseorang terlalu sering dan terlalu banyak mengonsumsi tembakau (rokok) dan alkohol, mulut kering. Kandungan tar dan nikotin dalam tembakau juga menjadi pemicu penyakit periodontal serta bau mulut. "Alkohol biasanya memengaruhi pencernaan. Salah satu akibatnya adalah bau mulut," jelas Nancyta.
Penyebab bau mulut yang terakhir adalah penyakit kronis, seperti kanker, infeksi paru-paru, gagal ginjal, hati, diabetes melitus, dan mag. Aktivitas penyakit tersebut akan menimbulkan gas atau udara yang kemudian menjadi bau mulut. Biasanya, bau mulut timbul karena penyakit-penyakit tertentu memiliki bau yang sangat khas, seperti bau amonia.
Untuk mencegah bau mulut, dapat dilakukan beberapa hal. Di antaranya, rutin menggosok gigi dua kali sehari (pagi dan malam) setelah makan dan sebelum tidur, menggosok lidah atau menggunakan pembersih lidah, serta penggunaan benang gigi dan obat kumur. "Pembersihan tersebut akan meminimalkan dan menghilangkan sisa makanan di mulut yang dapat mengakibatkan bau mulut," bebernya.
Nancyta menerangkan, hal lain yang dapat dilakukan untuk mencegah bau mulut adalah minum banyak air putih, berhenti merokok dan minum minuman beralkohol, mengonsumsi permen karet bebas gula untuk memicu produksi saliva lebih banyak, serta mengonsumsi teh hijau karena mengandung catechin yang dapat menghilangkan plak dan membunuh bakteri. Konsumsi buahbuahan yang mengandung banyak vitamin C juga baik untuk kesehatan gigi dan mulut, seperti stroberi, apel, jeruk, lemon, dan pir. "Yang tidak boleh diremehkan adalah melakukan cek gigi rutin enam bulan sekali untuk membersihkan karang gigi dan memeriksa kondisi gigi dan mulut, apakah ada masalah yang mungkin dapat menimbulkan bau mulut," paparnya.
Ada juga beberapa bahan alami yang berkhasiat untuk mengurangi bau mulut, seperti rebusan air ketumbar, perasan jeruk nipis dan madu, rebusan daun sirih dan lengkuas untuk berkumur, kayu manis yang diseduh dengan teh hangat, serta rebusan kencur, daun adas, pinang, dan daun sirih untuk diminum. (nur/c1/ono)
Narasumber: drg Nancyta Dewi S.
Dokter Gigi Rumah Sakit Adi Husada. Undaan Wetan, Surabaya
Penulis: Nurista Purnamasari - Wartawan Radar Surabaya