Membatasi asupan makanan merupakan salah satu bagian yang paling sulit saat seseorang ingin diet. Rasanya ingin tambah makan lagi dan mencoba makanan yang lain. Akibatnya, makanan yang dikonsumsi pun jadi berlebihan. Nah, untuk mengatasi kelebihan makan itu, mungkin Anda bisa menerapkan cara mengunyah yang lebih lama atau perlahan.
Sudah banyak buku tentang diet yang menyarankan orang-orang untuk mengunyah makanan mereka lebih perlahan sehingga mereka akan merasa kenyang setelah makan lebih sedikit dibandingkan dengan mengunyah lebih cepat. Seperti yang termuat dalam edisi terbaru dalam Harvard Mental Health Letter, makan perlahan tidak selalu berhasil, tetapi jika tidak, alasannya banyak yang dilakukan otak atau usus.
Para ilmuwan untuk beberapa waktu telah mengatakan bahwa perut hanya bagian dari apa yang menyebabkan seseorang merasa puas setelah makan. Namun, selain perut, otak juga harus menerima serangkaian sinyal dari hormon sekresi pencernaan oleh saluran cerna.
Reseptor peregangan di lambung diaktifkan seperti mengisi dengan makanan atau air. Ini merupakan sinyal otak langsung melalui saraf vagus yang menghubungkan usus dan otak. Sinyal hormonal yang dirilis sebagai makanan dicerna sebagian memasuki usus kecil. Salah satu contoh adalah cholecystokinin (CCK), yang dirilis oleh usus dalam menanggapi makanan yang dikonsumsi selama makan. Hormon lain, leptin, yang diproduksi oleh sel-sel lemak, merupakan sinyal adipositas yang berkomunikasi dengan otak tentang kebutuhan jangka panjang dan kenyang, untuk menyimpan energi tubuh.
Penelitian menunjukkan bahwa leptin menguatkan sinyal CCK, untuk meningkatkan perasaan kenyang. Penelitian lain juga menyebutkan bahwa leptin juga berinteraksi dengan dopamin neurotransmitter di otak untuk menghasilkan perasaan senang setelah makan. Teorinya adalah bahwa makan terlalu cepat, orang mungkin tidak memberikan sesuatu yang rumit mengenai sistem hormonal cross-talk sehingga cukup waktu untuk bekerja.
Tentu saja, sebagai orang yang telah mencoba makan perlahan-lahan untuk menurunkan berat badan bisa membuktikan bahwa hal ini tidak sesederhana itu. Orang yang mengalami obesitas misalnya, mungkin menderita resistensi leptin, yang berarti bahwa mereka kurang responsif terhadap rasa kenyang atau kesenangan sinyal dari hormon ini. Orang-orang juga sensitif terhadap isyarat di lingkungan, seperti bau memikat chocolate chip cookie atau melihat juicy burger, yang dapat memicu keinginan untuk makan.
Akhirnya, appetite adalah kompleks, dan diet adalah sebuah tantangan. Meski begitu, orang-orang yang mencoba untuk menurunkan berat badan mungkin ingin memulai dengan mengunyah lebih lambat. Dengan cara itu, mereka membiarkan diri cukup waktu untuk mengalami kesenangan dan rasa kenyang.
Sebagai tambahan, para ahli sendiri menyarankan melembutkan makanan seperti sayuran dan buah-buahan, setidaknya harus dikunyah 5 hingga 10 kali. Sementara, makanan yang lebih keras, seperti ayam atau daging, sebaiknya dikunyah minimal 30 kali sebelum ditelan.