Seperti halnya wanita, pria juga akan mengalami masa serupa ‘menopause’ yang ditandai dengan penurunan kadar Hormon Testosteron seiring pertambahan usia. Penurunan kadar testosteron total (TT) pada pria mulai terjadi ketika Ia menginjak usia 30-an. Penurunan kadar Testosteron Total ini terjadi secara bertahap di setiap tahun. Pada usia 60-an, sekitar 20% dari populasi pria di seluruh dunia umumnya telah mengalami defisiensi testosteron.
Alasan inilah yang melatarbelakangi tingginya animo para pria untuk menjalani Terapi Testosteron. Terapi ini disebut-sebut mampu mengembalikan stamina pria lanjut usia hingga seperti usia 20 tahunan lagi. Menariknya lagi, Terapi Hormon Testosteron diklaim dapat mengatasi masalah impotensi dan kesuburan pada pria.
Sebelum beranjak pada Terapi Testosteron, mari kita kenali dulu apa itu Hormon Testosteron.
Testosteron merupakan sejenis hormon yang sebagian besarnya diproduksi di bagian testis pria. Hormon testosteron berperan dalam menjaga kepadatan tulang, mendistribusikan lemak, membangun massa dan kekuatan otot, menumbuhkan rambut di wajah dan seluruh tubuh, produksi sel darah merah, produksi sperma, hingga pada fungsi seksual.
Kadar hormon testosteron dalam tubuh pria mencapai puncaknya pada masa remaja dan dewasa awal. Kadar hormon ini akan berkurang sekitar 1% setiap tahun mulai pada usia 30 atau 40-an. Hal yang perlu diperhatikan di sini, penurunan kadar hormon terjadi secara normal dan bukan disebabkan oleh Hipogonadisme. Terapi Hormon Testosteron ini lebih disarankan untuk pria yang mengalami Hipogonadisme, dimana tubuh pria tersebut tidak mampu hormon testosteron dalam jumlah normal akibat masalah di testis atau kelenjar ptiutari-nya. Dokter biasanya akan memberikan Terapi Hormon Testosteron berupa injeksi, susuk, patch, atau gel.
Beberapa indikasi dari pria yang memerlukan terapi testosteron diantaranya adalah sebagai berikut :
-
Perubahan fungsi seksual, termasuk penurunan hasrat seksual, penurunan frekuensi ereksi spontan, dan infertilitas.
-
Perubahan pola tidur. Kekurangan hormon testosteron dapat menyebabkan insomnia atau gangguan tidur lainnya.
-
Perubahan fisik. Ciri fisik dari pria yang kekurangan hormon testosteron meliputi berkurangnya kepadatan tulang, berkurangnya kekuatan otot, peningkatan lemak tubuh. Beberapa pria juga dapat mengalami ginekomastia (pembengkakan payudara seperti pada wanita) dan kebotakan.
Perubahan emosional. Kadar testosteron rendah dalam tubuh dapat menyebabkan penurunan motivasi atau kepercayaan diri, yang termanifestasi menjadi perasaan sedih, tertekan, atau kesulitan berkonsentrasi dan mengingat sesuatu.