Sinar matahari yang terik sering menakutkan bagi banyak orang. Pasalnya, terkena sengatan matahari dengan intensitas tinggi dikatakan dapat merusak kesehatan kulit. Bahkan, beberapa penelitian telah mengaitkan risiko kanker kulit dengan sinar matahari. Karena itu, banyak dari kita yang enggan keluar rumah ketika matahari sedang panas-panasnya, atau menggunakan tabir surya jika terpaksa harus beraktivitas di luar ruangan.
Manfaat Paparan Sinar Matahari - lifestyle.sindonews.com
“Ini disebut dengan ‘solar-phobes’, orang-orang yang begitu khawatir tentang kanker kulit sehingga mereka memutuskan tinggal di dalam atau menutupi setiap bagian kulit,” ujar Dr. Robert S. Stern, ketua Departemen Dermatologi di Beth Israel Deaconess Medical Center yang berafiliasi dengan Harvard. “Mereka menutupi seperti mereka sedang pergi ke Gurun Arab.”
Sebenarnya, tidak ada fakta bahwa sinar matahari bisa begitu buruk untuk kulit Anda. Umur disalahkan karena kerutan dan kulit yang kasar dan kering. Tetapi, penyebab sebenarnya adalah kombinasi usia dan matahari yang disebut photoaging. Panjang gelombang ultraviolet yang pendek yang menyebabkan kulit terbakar juga dapat merusak DNA dan menekan sistem kekebalan kulit. Semakin panjang, gelombang sinar ultraviolet yang menembus dapat menciptakan molekul oksigen yang sangat reaktif yang mampu merusak membran sel kulit dan DNA di dalamnya.
Hubungan antara paparan sinar matahari dan risiko kanker kulit tidak sesederhana seperti yang Anda bayangkan. Gen adalah faktor penentu, sebagian melindungi, sebagian mempromosikan. Begitu juga jenis kulit, orang dengan kulit pucat yang mudah terbakar sinar matahari, lebih mungkin terkena kanker kulit yang berhubungan dengan sinar matahari. Untuk pemaparan, ‘dosis’ dan waktunya sangat penting. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tiba-tiba mendapatkan banyak sinar matahari, lebih berbahaya daripada paparan yang stabil dari waktu ke waktu.
Ada juga bukti bahwa paparan ketika Anda masih muda, mungkin sebelum ulang tahun ke-20 Anda, yang paling penting. Sebuah studi Skandinavia tentang risiko melanoma yang diterbitkan dalam Journal of National Cancer Institute pada tahun 2003 menemukan bahwa masa remaja adalah waktu paling berbahaya untuk mendapatkan sengatan matahari.
Di sisi lain, sinar UVB juga melakukan beberapa hal yang baik. Mereka memulai reaksi kimia dan reaksi metabolik yang menghasilkan vitamin D. Penelitian menunjukkan bahwa banyak orang memiliki tingkat vitamin D yang rendah. Ada hubungan yang terdokumentasi antara tingkat vitamin D rendah dan kesehatan tulang yang buruk. Sekarang, tautan telah dibuat untuk segala sesuatu mulai dari sklerosis multipel hingga kanker prostat. ‘Menghubungkan’ vitamin D yang rendah dengan penyakit-penyakit tersebut tidak membuktikan sebab-akibat, tetapi itu menunjukkan kemungkinan itu.
Mendapatkan paparan sinar matahari juga bisa menghilangkan warna kulit di musim dingin. Penelitian menunjukkan bahwa cahaya yang mengenai kulit Anda, bukan hanya mata Anda, membantu membalikkan gangguan afektif musiman (SAD). Selain itu, berada di luar bakal membuat kita bermain golf, berkebun, dan terlibat dalam aktivitas fisik lainnya.
Tidak ada yang ingin terkena kanker kulit, tetapi kita telah menjadi takut terhadap matahari. Dr. Stern dan yang lain mengatakan ada jalan tengah, termasuk menggunakan tabir surya dengan faktor perlindungan matahari (SPF) minimal 15 ketika Anda berada di luar untuk waktu yang lama dan mengenakan topi dan kemeja di sekitar tengah hari. Jadi, ketika musim panas di sini, pergilah keluar dan nikmatilah!
