Pilek, pasti banyak dari Anda yang pernah atau bahkan sering terserang penyakit yang satu ini. Pilek merupakan salah satu gangguan yang umum ditemukan pada kebanyakan orang. Gangguan ini biasanya membuat tubuh terasa pegal, lelah, dan terkadang juga disertai dengan sesak napas dan batuk. Meski demikian, banyak orang yang tidak terlalu menganggap pilek sebagai gangguan berbahaya, dan berpendapat bahwa penyakit itu hanya virus dan dapat sembuh seiring waktu.
Namun, jika ditelusuri lebih dalam, pilek ternyata dapat membuat pengeluaran yang nilainya begitu fantastis. Di Amerika Serikat, ada sekitar 40 miliar dolar AS per tahun yang dihabiskan untuk perawatan medis, obat-obatan, dan juga suplemen gara-gara penyakit pilek. Di masyarakat, sebenarnya ada banyak langkah yang umum dilakukan ketika terserang pilek, di antaranya:
- Berdiam diri di rumah untuk sementara waktu ketika pilek. Dengan berdiam diri di rumah, Anda memiliki peluang lebih kecil untuk menularkan partikel virus, dan karenanya bisa mencegah orang lain tertular. Bagaimana jika Anda tidak bisa meninggalkan pekerjaan di kantor? Sediakan tisu ketika Anda bersin dan cuci tangan untuk menghindari kontaminasi.
- Sering mencuci tangan, baik menggunakan busa, sabun, maupun scrub. Setelah dicuci, tangan segera dibilas dan dikeringkan dengan handuk bersih.
- Menghindari menyentuh wajah karena dapat membuat beberapa partikel virus menyusup ke selaput lendir dan membuat Anda sakit. Selaput lendir berada di lipatan yang ada di mata yang bertekstur lembut dan lembap, hidung, serta mulut.
Beberapa juga berpendapat agar penderita pilek mengonsumsi banyak vitamin C dan D, echinacea, dan ginseng. Sayangnya, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung konsumsi zat-zat tersebut untuk meredakan pilek. Selain itu, konsumsi probiotik seperti yoghurt dan seng juga tidak didukung oleh bukti-bukti yang cukup kuat. Lalu, makanan apa yang baik dikonsumsi oleh penderita pilek?
Obat flu (terutama pilek) bisa didapatkan dari zat-zat alami atau natural, seperti madu. Hanya dengan satu sendok makan madu, dapat membantu meredakan batuk yang berhubungan dengan flu biasa, terutama pada anak-anak. Namun, disarankan Anda tidak memberikan madu untuk anak yang berusia di bawah satu tahun karena risiko botulism.
Bahan natural lain yang bisa dicoba, namun belum diteliti secara luas, adalah antiseptik berbasis kamper dan inhalansia. Sebuah studi yang melibatkan 138 anak-anak yang terserang flu menunjukkan bahwa bau ruangan seperti kayu putih mampu meningkatkan kualitas tidur. Meski hasil penelitian ini tidak banyak membantu, tetapi cukup bekerja.
Untuk obat-obatan, Anda bisa membeli obat dekongestan (seperti fenilefrin atau pseudoefedrin) serta combo dekongestan-antihistamin di apotek yang telah terbukti mengurangi symptoms dingin. Obat batuk dengan formula populer yang berisi phenylephrine dekongestan ditambah antihistamin, yang disebut doxylamine, mampu mendorong orang yang sedang pilek untuk tidur lelap.