Mengapa Saya Serbakhawatir dan Takut Miskin?

No comment 3551 views

Bu Nalini yang baik, nama saya Emi, 28 tahun. Sejak menikah lima tahun lalu, saya hidup bahagia meski keadaan ekonomi keluarga kami biasa saja. Saya dan suami bekerja keras untuk meningkatkan taraf hidup kami. Pada saat yang hampir bersamaan, akhirnya kini kami memiliki yang berusia setahun. Kami bisa membeli mobil dan jalan-jalan ke luar negeri seperti yang kami impikan dulu.

Namun, mengapa semakin hari saya makin khawatir? Saya takut kami tidak punya uang, takut tidak bisa memberikan yang terbaik untuk anak, takut karir dan penghasilan kami jatuh. Padahal, sebelumnya saya tidak pernah berpikir yang seperti ini. Ketakutan ini membuat saya sulit . Mohon saran dari . Terima kasih.

Emi

Sulit juga ya ketika semua hal diantisipasi sedemikian rupa dan jadi berlebihan. Serbakhawatir begitu mendominasi benak Anda sampai sulit tidur dan kian mencemaskan depan. Memang betul, perubahan membutuhkan daya adaptasi yang kuat. Untuk itulah, kita harus berlatih menghadapi perubahan, terutama yang berkaitan dengan kesulitan.

Penting:   Kulit Bibir Mengelupas Sepulang dari Luar Negeri

Semakin banyak menghadapi perubahan, kita diharapkan punya daya lentur yang lebih baik. Sejak kecil setiap orang tua mesti memperkenalkan kegagalan, rasa , ketidaknyamanan, kekecewaan kepada anak-anaknya, namun sesuai dengan usia kejiwaannya. Semacam jiwa sehingga dewasanya nanti menjadi lebih tahan banting.

Dalam masalah Anda, tampaknya, ketika Anda berjuang untuk memperbaiki kehidupan, terutama ekonomi keluarga, hal itu membuat Anda malah trauma. Padahal, seharusnya Anda mendapatkan kepuasan dari apa yang telah Anda perjuangkan. Bukan malah sibuk khawatir jatuh miskin kembali. Saya mengerti karena memang ketidakpastian hidup di negara kita ini lumayan besar. Itu sebabnya, sebagian orang jadi kemaruk harta dan serakah dengan cara apa pun karena khawatir terhadap ketidakpastian dan takut "mundur" kembali.

Penting:   Gejala Penyakit Jantung yang Kini Sering Dijumpai
memuat...

Padahal, salah satu ciri orang yang potensial sukses adalah orang yang tidak takut untuk mencoba dan berani menghadapi kegagalan atau kesulitan. Halangan besar di hadapan kita adalah suatu tantangan yang harus dihadapi, bukan dihindari.

Ada kemungkinan Anda diserang yang membuat Anda merasa tidak aman dan mengantisipasi masa depan dengan teropong buram. Hal ini membuat Anda lebih cemas lagi dengan ketidakpastian. Sadarilah bahwa apa yang Anda khawatirkan merupakan tanda . Andalah yang harus mengontrol pikiran Anda serta jangan beri kesempatan pikiran Anda yang mengontrol Anda. Khawatir berlebihan tidak akan menghasilkan hal positif.

Bila toh pikiran antisipatif itu muncul, segeralah ubah dengan antisipasi yang baik, semisal: "Apa pun yang terjadi, aku akan mampu mengatasi dan Tuhan akan membantuku". Sambil Anda fokus pada jalan yang telah Anda raih selama ini, bayangkan kembali saat-saat Anda masih mulai membuka jalan tersebut, lantas berproses dan berjuang hingga mencapai apa yang Anda bisa raih sekarang. Ternyata Anda mampu kan? Berarti Anda memang terbukti bisa.

Penting:   Sehat Adalah...

Kurang apa lagi coba? Ternyata Anda mampu!
Sebenarnya, kita adalah bukan sekadar apa yang kita pikirkan, namun juga apa yang kita rasakan. Hal itu akan memengaruhi apa yang kita kerjakan. Bila yang kita pikirkan positif, otomatis perasaan kita juga nyaman dan secara tidak sadar yang kita kerjakan juga begitu. Hasilnya bisa diduga kan?

Nalini, M.A.
Consultant Psychiatrist on Women’s Mental Health

author

Leave a reply "Mengapa Saya Serbakhawatir dan Takut Miskin?"