Tidak bisa dipungkiri, seiring dengan perkembangan zaman, kehadiran perangkat mobile seperti ponsel cerdas memang menjadi kebutuhan wajib bagi banyak orang. Kecanggihan smartphone pun semakin berkembang. Sayangnya, di balik kecanggihan yang dimilikinya, perangkat ini memiliki radiasi yang bisa mengganggu atau meningkatkan risiko kesehatan bagi manusia.
Meski belum ada bukti medis yang meyakinkan, namun beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan ponsel dikaitkan dengan risiko tumor otak, sakit kepala, jumlah sperma yang menurun, masalah memori, gangguan pendengaran, hingga gangguan tidur, demikian menurut laporan CBS News. Sementara, California Department of Public Health mencatat bahwa ada kekhawatiran bahwa penggunaan jangka panjang dapat memengaruhi kesehatan manusia.
“Kami menyadari bahwa ada banyak orang di masyarakat umum yang memiliki beberapa kekhawatiran tentang ponsel mereka dan apakah menggunakan ponsel itu aman,” ujar Dr. Karen Smith dari California Department of Public Health kepada CBS News. “Bila Anda tidur, Anda harus menjaga agar ponsel setidaknya menjauh dari tubuh Anda dan juga tidak membawa ponsel Anda di saku baju Anda, atau memasukkannya ke dalam tas Anda.”
Panduan baru yang dikeluarkan departemen tersebut juga menyarankan agar masyarakat mengurangi penggunaan ponsel saat sinyal lemah; mengurangi penggunaan ponsel untuk streaming audio atau video, atau untuk mendownload atau upload file berukuran besar; menjauhkan ponsel dari tempat tidur di malam hari; melepas headset saat tidak melakukan panggilan.
Namun, meski merilis panduan baru, mereka tidak mengatakan bahwa ponsel itu berbahaya. Salah satu alasan utama yang dikutip oleh pejabat negara untuk merilis pedoman tersebut adalah bahwa angka baru menunjukkan bahwa penggunaan ponsel berada pada titik tertinggi sepanjang masa, dengan 95 persen orang Amerika menggunakannya secara reguler, masih menurut laporan CBS News m.
World Health Organization's International Agency for Research on Cancer telah mengklasifikasikan radiasi frekuensi radio seperti yang dipancarkan oleh ponsel sebagai ‘mungkin karsinogenik bagi manusia’. Sementara, hasil studi parsial yang dikeluarkan tahun lalu oleh US National Toxicology Program menunjukkan bahwa radiasi frekuensi radio dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terhadap dua jenis kanker pada tikus jantan. “Yang penting, penelitian ini menemukan efek ‘dosis/respons’, yaitu semakin tinggi dosis, semakin besar efeknya, tanda kunci bahwa hubungan ini mungkin nyata,” American Cancer Society mengatakan tentang temuan tersebut.