Seperti halnya makan dan minum, tidur juga sangat penting untuk perkembangan fisik dan mental anak. Seperti yang dituturkan oleh Marc Weissbluth, MD dalam bukunya “ Healthy Sleep Habbits, Happy Child ”, bahwa tidur baik malam maupun siang dapat meningkatkan kewaspadaan dan menenangkan pikiran. Tidur ibarat mengisi kembali daya pada baterai otak. Selain itu, tidur juga dapat meningkatkan kemampuan otak untuk mengkoordinasi fisik, seperti angkat berat, dan lain-lain.
Untuk memahami karakteristik tidur yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, maka kita perlu memahami tentang perbedaan dari tidak tidur dan tidur yang tidak sehat. Hal yang sering terjadi adalah, terkadang anak mendapatkan waktu tidur, tapi tidak mendapatkan tidur yang berkualitas. Tidur yang tepat bagi anak-anak adalah cukup secara durasi dan berkualitas. Dengan adanya kebiasaan tidur siang, setidaknya Anda dapat mereduksi faktor kurangnya jam tidur anak pada malam hari, dan begitu juga dengan kualitasnya. Sebagaimana orang dewasa, anak-anak yang kurang tidur atau tidurnya tidak nyenyak dapat menyebabkan mengantuk, stres, serta mempengaruhi temperamen, kualitas belajar, dan perilaku sosial.
Adalah Rebecca Spencer dan rekan-rekannya, para peneliti di University of Massachusett Amherst yang mengemukakan hasil penelitian pertama tentang tidur pada anak usia pra-sekolah. Penelitian ini membuktikan bahwa tidur siang dapat meningkatkan memori anak dan mendukung pembelajaran. Anak-anak yang dibiasakan tidur siang melakukan tugas yang diberikan dengan hasil lebih baik setelah bangun tidur siang, begitu juga dengan hari-hari berikutnya daripada anak-anak yang tidak tidur siang. Setelah melakukan uji coba pada sejumlah 40 anak usia pra-sekolah, Rebecca Spencer mengatakan bahwa hasil penelitian mereka menunjukkan tidur siang sangat penting untuk konsolidasi memori dan pembelajaran awal.
Pada studi ini, Spencer dan rekan mengambil sample sejumlah 40 anak-anak dari 6 tempat berbeda di Massachusetts barat. Anak-anak tersebut diberi 2 perlakuan berbeda, yaitu satu kelompok diberi kesempatan untuk tidur siang selama rata-rata 77 menit, dan kelompok lainnya dibiarkan agar tetap terjaga. Kemudian, para peneliti memberikan anak-anak tugas visual yang mirip dengan game "Memory" di pagi hari. Dalam permainan ini, anak-anak diharuskan untuk mengingat di mana gambar yang sama dan berbeda.
Anak-anak yang mendapat jatah tidur siang rata-rata memiliki nilai akurasi tes memori sebesar 75%, berbeda dengan anak-anak yang tetap terjaga, yang rata-rata memiliki akurasi tes memori sebesar 65%. Hal inilah yang kemudian menjadi hasil penelitian, bahwa tidur siang dapat meningkatkan akurasi daya ingat anak sebesar 10%. Selain itu, anak-anak yang mendapat jatah tidur siang juga lebih ceria dan berenergi daripada yang tetap terjaga.