Sejujurnya tidak ada obat yang diketahui dapat menyembuhkan diabetes secara medis, begitu juga dengan diabetes mellitus (tipe 2). Tindakan pengobatan pada penderita diabetes hanya berfungsi untuk menjaga agar kadar glukosa darah berada pada level senormal mungkin dan mengontrol gejala yang mungkin muncul di kemudian hari. Pengobatan pada penderita diabetes terdiri dari serangkaian program meliputi perubahan gaya hidup, konsumsi obat, terapi insulin, terapi gula darah rendah, dan beberapa terapi lainnya.
Penataan gaya hidup bagi penderita diabetes mellitus meliputi penataan diet, kontrol berat badan, dan pengaturan aktifitas Fisik. Pada intinya penderita diabetes harus menjaga kecukupan konsumsi serat pada makanan yang dikonsumsinya dan mengurangi asupan lemak, terutama lemak jenuh. Penderita diabetes tipe juga harus menjaga berat badannya agar tetap dalam kisaran ideal. Batas maksimal indeks massa tubuh (BMI) bagi penderita DM yang disarankan adalah 18.5-24.9kg / m² untuk masyarakat pada umumnya, dan 18.5-22.9kg / m² untuk orang-orang Cina atau Asia Selatan. Kalaupun melebihi angka tersebut, Anda disarankan untuk segera menurunkan berat badan Anda.
Pola Aktifitas Pada Penderita DM usia dewasa (19-64) tahun juga telah direkomendasikan oleh American Diabetes Association. Pola ini meliputi aktifitas dengan intensitas sedang seperti berjalan cepat, bersepeda, atau aerobic yang dilakukan minimal 150 menit seminggu atau aktifitas dengan intensitas berat seperti lari, bermain tenis, sepakbola, yang dilakukan minimal selama 75 menit dalam seminggu. Aktifitas ini sebaiknya dilakukan setiap hari dengan durasi yang dibagi rata.
Obat untuk Penderita DM Tipe 2
Diabetes tipe 2 biasanya akan semakin memburuk dari waktu ke waktu. Perubahan gaya hidup memang dapat mengontrol kadar glukosa darah, namun tidak untuk waktu yang lama. Beberapa obat tetap diperlukan untuk mengontrol agar kadar glukosa Anda tetap dalam batas normal.
Metformin
Metformin biasanya digunakan sebagai obat awal untuk mengobati diabetes tipe 2. Obat ini bekerja dengan mengurangi jumlah glukosa dan membuat sel-sel tubuh Anda lebih responsif terhadap insulin. Metformin juga lebih diresepkan untuk penderita diabetes mellitus yang memiliki kelebihan berat badan. Obat ini dapat menimbulkan efek samping seperti mual dan diare. Obat ini tidak diperbolehkan untuk dikonsumsi oleh orang dengan kerusakan ginjal.
Sulfonilurea
Sulfonilurea berfungsi untuk meningkatkan jumlah insulin yang diproduksi oleh pankreas. Contoh obat sulfonilurea diantaranya adalah glibenklamid, gliklazid, glimepiride, glipizide, dan gliquidone. Obat ini diberikan sebagai alternatif metformin atau jika Anda tidak kelebihan berat badan. Sulfonilurea dapat meningkatkan resiko hipoglikemia (gula darah rendah) dan terkadang juga menimbulkan efek samping penambahan berat badan, mual, dan diare.
Glitazones (thiazolidinediones, TZD)
Obat jenis thiazolidinedione (pioglitazone) ini membuat sel-sel tubuh Anda lebih sensitif terhadap insulin sehingga lebih mudah menyerap glukosa dari darah Anda. Obat ini biasanya dikombinasikan dengan metformin atau sulfonilurea. Efek samping dari obat ini adalah menyebabkan kenaikan berat badan dan bengkaka pada pergelangan kaki (edema). Penderita dengan gagal jantung atau risiko fraktur tulang tinggi tidak diperbolehkan mengkonsumsi obat ini.
Gliptins (DPP-4 inhibitor)
Gliptins bekerja dengan mencegah pemecahan hormon alami yang disebut GLP-1. Obat ini dapat mencegah kadar glukosa darah berlebih, namun tidak mengakibatkan episode hipoglikemia.
Acarbose
Acarbose membantu mencegah agar kadar glukosa darah tidak meningkatkan terlalu banyak setelah makan. Acarbose cukup jarang diresepkan pada penderita diabetes, karena dapat menimbulkan efek samping kembung dan diare.
Nateglinida dan repaglinide
Nateglinida dan repaglinide bekerja dengan merangsang pelepasan insulin oleh pankreas. Obat ini jarang digunakan dan biasanya hanya diperuntukkan bagi penderita DM yang jam makannya tidak teratur. Efek samping dari konsumsi Nateglinida dan repaglinide adalah dapat menyebabkan kenaikan berat badan dan hipoglikemia (gula darah rendah).