AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala (sindrom) yang timbul karena sistem kekebalan tubuh manusia dirusak oleh infeksi virus HIV. Kekebalan tubuh penderita akan turun pada level terendah. Virus HIV ( Human Immunodeficiency Virus ) akan memperlemah kekebalan pada tubuh manusia sehingga rentan terhadap infeksi oportunistik (infeksi penyerta lain) ataupun mudah terkena tumor. Penangganan yang ada hanya memperlambat laju virus, namun penyakit tidak bisa menyembuhkan.
Laporan Kementerian Kesehatan RI menyebutkan bahwa dari bulan Oktober sampai Desember 2013 jumlah infeksi HIV baru yang dilaporkan sebanyak 8.624 kasus. Persentase infeksi HIV tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 25-49 tahun (70,4%), diikuti kelompok umur 20-24 tahun (16,4%), dan kelompok umur di atas 50 tahun (5,3%). Rasio HIV antara laki-laki dan perempuan 1:1. Persentase faktor risiko HIV tertinggi adalah hubungan seks berisiko pada heteroseksual (52,0%), LSL (Lelaki Seks Lelaki) (14,3%), dan penggunaan jarum suntik tidak steril pada penasun (6,6%).
HIV adalah jenis parasit obligat, yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau media hidup. Virus ini "senang" hidup dan berkembang biak pada sel darah putih manusia. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut""sel T-4 3 atau disebut juga "sel CD-4 3 merupakan tentara bagi pertahanan manusia dari tertularnya infeksi. CARA PENULARAN HIV/AIDS HIV menular melalui hubungan seksual bebas ( free sex ), baik dengan lawan jenis (laki-perempuan) maupun sesama jenis (laki-laki/homoseksual, perempuan-perempuan/lesbian, dengan waria, PSK/pelacur), pinjam meminjam alat suntik (jarum, semprit, kapas, tempat mengaduk) di antara para pengguna narkoba, transfusi darah dan transplantasi organ yang tidak diskrining, tato, tindik, dan penularan dari ibu ke anak selama kehamilan, persalinan dan menyusui.
Adanya lokalisasi merupakan wadah tersendiri bagi mudah transmisi/penularan infeksi AIDS ini. Seorang hidung belang yang jajan di Gang Dolly misalnya akan mudah tertular virus HIV melalui hubungan seksual dengan pelacur. Si hidung belang tentu tidak mengetahui apakah si pelacur tersebut menderita AIDS, karena kadang kala pada awal tertular HIV, seseorang belum tampak gejala AIDS. Si pelacur masih tampak sehat dan menawan, namun sebenarnya pada tubuhnya tumbuh subur virus HIV. Setelah 5-10 tahun kemudian, virus HIV akan menggerogoti sistem kekebalan si pelacur maupun si hidung belang yang tertular. Maka, baru terlihat gejala AIDS pada keduanya. Dilaporkan bahwa lebih dari 10% PSK di Dolly dinyatakan positif menderita HIV/AIDS. Tidak sedikit dari mereka yang telah meninggal dunia karena infeksi penyerta seperti TB (tuberkulosis), diare, infeksi saluran kencing, sepsis dan infeksi penyerta yang lain.Infeksi penyerta itulah yang justru lebih mematikan penderita HIV/AIDS.
Ironis lagi, si hidung belang pulang ke rumah dan bertemu dengan istrinya. Virus HIV dapat dengan mudah ditularkan dari si hidung belang kepada istrinya tercinta melalui hubungan badan. Bila istri hamil maka akan dengan mudah virus itu masuk ke bayi mereka. Bila si hidung belang telah terinfeksi HIV yang parah dan infeksi penyerta, bisa jadi nyawa menjadi taruhannya. Si bayi kecil yang tidak punya dosa akan terlahir ke dunia tanpa ayah dengan terjangkiti HIV dari ibu yang tak bersalah. Semua gara-gara hidung belang ayah dan pelacur yang tak mau bertobat. Bayi kecil dengan kekebalan yang lemah dengan mudah terinfeksi sehingga ajal pun tak pelak harus ditanggungnya.
Para pemuda yang telah teracuni dengan seks bebas dan penggunaan narkoba terutama jarum suntik sangat riskan tertular HIV. Mereka akan kecanduan narkoba sendiri serta berpotensi tertular HIV. Muncul pandangan di kalangan beberapa pemuda bahwa hidup dengan narkoba merupakan gaya hidup yang tidak boleh ditinggalkan atau justru menjadi pelarian bagi mereka yang frustasi dan ingin mencari kesenangan semu.
Di luar tubuh manusia, HIV sangat cepat mati. HIV mudah mati oleh air panas, sabun, dan bahan pencuci hama lain. Karena itu, HIV tidak dapat menular lewat udara seperti virus lain, misalnya influenza. HIV juga dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil dalam air mata, air liur, cairan otak, keringat dan air susu ibu. HIV juga tidak menembus kulit yang utuh, yaitu kulit yang tidak lecet atau luka. Berikut adalah hal yang tidak menularkan HIV: bersenggolan atau berjabatan tangan dengan pengidap HIV, bersentuhan dengan pakaian atau barang lain bekas penderita HIV, penderita AIDS bersin atau batuk-batuk di depan kita, mencium pipi, dahi, tangan, berenang di kolam renang atau menggunakan WC yang sama, atau melalui makanan atau minuman, gigitan nyamuk dan serangga lain.
GEJALA HIV/AIDS
Kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh menyebabkan orang dengan HIV/AIDS (Odha) amat rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit. Serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun lama-kelamaan akan menyebabkan pasien sakit parah, bahkan meninggal. Gejala infeksi HIV pada awalnya sulit dikenali, karena sering kali mirip penyakit ringan sehari-hari seperti flu dan diare sehingga penderita tampak sehat, yang kadang disebut sebagai periode jendela. Kadang-kadang dalam enam minggu pertama setelah kontak penularan timbul gejala tidak khas berupa demam, rasa letih, sakit sendi, skait menelan dan pembengkakan kelenjar getah bening di bawah telinga, ketiak dan selangkangan.
Gejala ini biasanya sembuh sendiri dan sampai 4-5 tahun mungkin tidak muncul gejala.Pada tahun ke-5 atau ke-6, tergantung masing-masing penderita, mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut dan pembengkakan di daerah kelenjar getah bening.Kemudian tahap lebih lanjut akan terjadi penurunan berat badan secara cepat (> 10 persen), diare terus-menerus lebih dari satu bulan disertai panas badan yang hilang timbul atau terus menerus.
Dalam masa sekitar tiga bulan setelah tertular, tubuh penderita belum membentuk antibodi secara sempurna, sehingga tes darah tidak memperlihatkan orang itu telah tertular HIV. Masa tiga bulan itu sering disebut dengan masa jendela. Jika tes darah sudah menunjukkan adanya antibodi HIV dalam darah, artinya positif HIV, penderita memasuki masa tanpa gejala (5-7 tahun). Tapi, pada masa ini tidak timbul gejala yang menunjukkan orang itu menderita AIDS, atau dia tetap tampak sehat.
Hingga kemudian, penderita memasuki masa dengan gejala yang sering disebut masa sebagai penderita AIDS. Gejala AIDS sudah timbul dan biasanya penderita dapat bertahan enam bulan sampai dua tahun dan kemudian meninggal. Gejala AIDS muncul setelah 2-10 tahun terinfeksi HIV.
CARA PENCEGAHAN HIV/AIDS
Tidak berhubungan seks dengan orang yang terinveksi virus HIV. Berganti-ganti pasangan seksual sangat berisiko tinggi mudah tertular virus HIV. Pastikan bahwa darah yang akan ditransfusi steril dari kontaminasi virus HIV. Penyalahgunaan narkoba dengan jarum suntik sangat mudah sekali menularkan virus HIV. Setiap alat yang digunakan untuk orang banyak yang berisiko membawa virus HIV harus disterilkan terlebih dahulu dengan menggunakan lisol, detol, atau alkohol. Mengubah perilaku/kebiasaan seks bebas, bertato, pemakaian narkoba dengan jarum termasuk mereka yang berisiko tinggi terkena AIDS. Pernikahan dengan orang-orang yang memiliki riwayat pekerjaan atau kebiasaan hidup berisiko tinggi tertular HIV sebaiknya dilakukan tes HIV AIDS. Bagi mereka yang telah memiliki kebiasan tersebut di atas namun belum terjangkiti virus HIV, maka segeralah bertobat dan mengubah dengan perilaku yang sehat dan aman. Karena mungkin Allah SWT masih sayang terhadap si pelaku sehingga belum diberikan penyakit HIV/AIDS.
Bagi pelaku yang telah terjangkiti HIV/ AIDS, maka belum terlambat untuk bertobat dan berjanji tidak mengulangi, apalagi dengan niatan jelek sengaja menulari orang lain yang sehat. Tingkatkan ibadah dan mohonlah ampun pada yang Kuasa. Bisa jadi HIV/AIDS tersebut bukanlah penyakit namun merupakan adzab atau orang sering menyebutnya sebagai kutukan karena tingkah laku kita yang melanggar syariat-Nya.
dr. Alfian Nur Rosyid
RS Siti Khodijah