Yth. drg Syaify
Mengapa akhir-akhir ini gusi saya berubah menjadi agak kecokelatan ya dok? Saya jadi kurang pede dalam berpenampilan, terutama saat senyum. Saya bekerja sebagai seorang pramugari disalah satu maskapai penerbangan.
Terima kasih dokter atas solusinya.
Sisca F, Jogja
Ada beberapa faktor penyebab gusi menjadi berubah warna. Untuk diketahui, gusi pada umumnya berwarna kemerahan atau agak pink (coral pink). Bagian tepi gusi agak mengkilap, sedangkan bagian selebihnya tidak terlalu mengkilap. Kalau diperhatikan lebih cermat bagian yang tidak mengkilap itu sebetulnya berbintik-bintik halus seperti struktur kulit jeruk. Ini dinamakan bentuk stipling.
Jika gusi berubah warna menjadi lebih gelap. Cokelat atau bahkan kehitaman, keadaan ini dikenal sebagai hiperpigmentasi gingival. Asap dan panas rokok merupakan salah satu faktor yang memicu terjadi hiperpigmentasi gusi. Perubahan wana gusi boleh menjadi pertanda adanya keracunan timah hita (Pb). Ini bisa dialami oleh pekerja tambang, petugas POM Bensin, pekerja pabrik accu, atau mereka yang tinggal di daerah yang kandungan merkurinya cukup tinggi.
Adapun warna gigi yang menjadi kecokelatan, bisa saja akibat rokok, the, atau makan/ minuman berwarna lainnya yang rutin dikonsumsi. Pewarnaan di permukaan gigi disebut stain. Paling terjadi pada perokok atau peminum teh. Stain gigi tidak bisa dihilangkan dengan menyikat gigi sekeras apapun, atau pemakaian menggunakan peralatan khusus dan dikerjakan oleh dokter gigi. Jika dikehendaki warna gigi menjadi lebih putih lagi, dapat dilanjutkan dengan pewarnaan atau bleaching.
Mirip dengan tujuan bleaching wajah, bleaching ini akan membuat gigi kita cemerlang dan tentu lebih putih. Sedangkan gusi yang menghitam dapat diatasi dengan perawatan depigmentasi gingival. Bisa melalui prosedur bedah maupun non-bedah dengan bahan-bahan kimia tertentu. Tertentu mustahil dilakukan sendiri oleh pasien.
Gusi yang berada di sekeliling gigi-gigi, sangat berperan untuk penampilan seseorang. Bisa dibayangkan, kalau gusi kita bengkak-bengkak, atau malah melorot dan berubah warna, tentu akan merusak estetika. Lebih dari itu, gusi yang mengalami perubahan secara anatomis, menandakan ada yang tidak beres disitu. Mungkin saja sedang terjadi peradangan kronis, atau adanya nanah (abses), dan sebagainya. Namun dari pengalaman, permasalahan estetika lebih memotivasi pasien untuk bergegas ke dokter gigi.
Di bidang kedokteran gigi, tren perawatan gusi untuk tujuan estetika belakangan ini berkembang pesat. Dikalangan masyarakat pun terus meningkat kesadaran akan pentingnya merawat gusi, selalin tentu saja perawatan gigi geligi. Disamping memperbaiki warna gusi, bentuk gusi pun bisa dipermak. Untuk perawatan yang bersifat advance seperti itu sebaiknya mendatangi periodontist yaitu dokter gigi spesialis jaringan penyangga gigi. (*)
drg. Ahmad Syaify Sp. Perio
Dokter Spesialis Konsultan Periodonsia Rumah Sakit "JIH"