Gangguan bipolar kini semakin marak dibicarakan di Indonesia. Namun, ada satu pertanyaan yang cukup mengusik, apakah seseorang dengan gangguan bipolar perlu diberikan semacam obat untuk mengatasi gangguan tersebut?
Ada sebuah cerita menarik dari seorang wanita yang mengaku memiliki bipolar 1, bentuk paling parah dari bipolar. Ia didiagnosis menderita bipolar 10 tahun yang lalu dan membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk mendapatkan perawatan yang benar.
Sepanjang tiga tahun, ia mengalami episode “mania” dan depresi. Hal itu mengakibatkan dirinya harus dirawat di tiga rumah sakit. Setelah mendapat pengobatan yang tepat, setidaknya wanita tersebut menjadi lebih stabil. Meski ia harus meminum lima obat untuk mengatasi suasana hati dan kecemasan, ia secara umum masih dapat menangani gejala gangguan.
Salah satu hal yang harus diperjuangkan adalah kontrol impuls. Wanita tersebut memiliki kontrol impuls yang mengerikan. Ketika dia menginginkan sesuatu, maka ia harus mendapatkannya saat itu juga. Ia memiliki respon spontan dan membuat keputusan tanpa berpikir terlebih dulu.
Wanita tersebut memang masih tetap berpegang pada rutinitas sehari-hari, meminum obat setiap hari. Meski ia mengaku cukup tidur, namun gangguan suasana hati masih ada. Ia pun butuh waktu cukup lama untuk menyadari bahwa meski bipolar dikelola dengan baik (dengan minum obat), tetapi gangguan tersebut masih “mengejarnya”.
Wanita tersebut akhirnya tahu bahwa tidak ada obat untuk bipolar. Ini adalah gangguan seumur hidup, dengan beberapa gangguan yang datang selama bertahun-tahun. Ia sendiri beruntung masih bisa stabil dalam enam tahun terakhir. Banyak orang dengan bipolar yang tidak seberuntung dirinya.
Kebanyakan orang dengan penyakit mental berjuang selama bertahun-tahun, mencoba untuk mendapatkan diagnosis yang tepat atau mencoba untuk mendapatkan akses ke perawatan kesehatan mental yang tepat. Mereka mencoba berbagai pengobatan, namun sayangnya tidak memiliki efek apa-apa. Salah satu masalah terbesar orang yang didiagnosis dengan gangguan bipolar adalah mereka jatuh ke dalam perangkap yang sama; ketika mereka mendapatkan obat yang tepat, mereka merasa sembuh.
Di sisi lain, ada sebagian penderita bipolar yang merasa malu karena harus mengonsumsi obat. Padahal, obat dapat meredakan efek bipolar. Jika obat membuat kualitas hidup menjadi lebih baik, maka itu bisa menjadi salah satu hal paling penting.