Minum kopi atau teh herbal secara teratur ternyata dapat membantu mencegah penyakit hati kronis, demikian hasil penelitian terbaru yang dilakukan Erasmus MC University Medical Center di Rotterdam. Para ilmuwan di Belanda menemukan bahwa minuman populer ini dapat membantu menggagalkan fibrosis hati, atau kekakuan dan jaringan parut akibat peradangan kronis.
“Selama beberapa dekade terakhir, kita secara bertahap menyimpang ke arah kebiasaan yang lebih tidak sehat, termasuk gaya hidup yang tidak banyak melakukan aktivitas fisik, penurunan aktivitas fisik, dan konsumsi diet bahagia,” kata penulis utama studi, Dr. Louise Alferink, dari Erasmus MC University Medical Center di Rotterdam. “Pola makan bahagia ini, biasa dikenal dengan diet Barat, kaya akan makanan bergula namun kurang nutrisi yang telah berkontribusi pada epidemi obesitas dan lonjakan penyakit hati berlemak non-alkohol.”
Untuk mengetahui efek perlindungan kopi dan teh yang mungkin dilakukan, peneliti memeriksa data lebih dari 2.400 individu Belanda berusia 45 tahun atau lebih yang tidak memiliki penyakit hati. Para peneliti memeriksa catatan medis, termasuk hasil pemindaian perut dan hati. Mereka juga menganalisis tanggapan terhadap kuesioner makanan dan minuman yang menanyakan tentang konsumsi teh dan kopi. Peserta penelitian dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan konsumsi kopi dan teh mereka. Para periset juga mencatat jenis teh yang dikonsumsi, termasuk herbal, hijau, atau hitam.
Mereka menemukan bawa orang yang sering minum kopi memiliki risiko yang jauh lebih rendah untuk kekakuan hati dan bekas luka yang kurang, terlepas dari gaya hidup dan lingkungannya. Secara keseluruhan, rutin minum kopi atau teh herbal memiliki efek perlindungan pada hati dan mencegah jaringan parut di antara mereka yang belum mengembangkan tanda-tanda penyakit hati. Hasil penelitian ini sendiri dipublikasikan pada tanggal 6 Juni 2017 di Journal of Hepatology.
“Sudah ada beberapa data eksperimental yang menunjukkan bahwa kopi memiliki manfaat kesehatan pada peningkatan enzim hati, virus hepatitis, penyakit hati berlemak, sirosis dan kanker hati,” tambah penyelidik utama studi tersebut, Dr. Sarwa Darwish Murad. “Mekanisme pastinya tidak diketahui, namun diperkirakan kopi mengandung efek antioksidan. Kami penasaran untuk mengetahui apakah konsumsi kopi memiliki efek yang sama terhadap pengukuran kekakuan hati pada individu tanpa penyakit hati kronis.”
Namun sayangnya, penelitian tersebut tidak dapat membuktikan bahwa kopi dan teh benar-benar memperbaiki kesehatan hati. Dan, peneliti menyimpulkan bahwa diperlukan lebih banyak penelitian sebelum membuat rekomendasi umum. Selain itu, penelitian ini memiliki keterbatasan, menurut penulis editorial jurnal, salah satunya adalah kebanyakan orang dalam penelitian ini lebih tua dan berkulit putih. Selain itu, komponen minuman terlalu bervariasi untuk memperkirakan manfaatnya dengan andal.