Anda pernah melihat serial kartun Popeye? Jika iya, Anda pasti sudah tidak asing lagi dengan bentuk lengan tokoh kartun yang hobi makan sayuran bayam tersebut. Bentuk lengan Popeye memang unik, dengan ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan keseluruhan daerah tangan.
Dewasa ini, jika membuka internet, terlebih lagi media sosial, Anda juga bakal cukup sering melihat seorang pria yang memiliki otot tangan besar layaknya Popeye tersebut. Sekilas, Anda mungkin berpendapat bahwa bentuk lengan tersebut sangat tidak proporsional dan orang yang bersangkutan malah lebih mirip mutan yang sering muncul dalam film-film produksi Hollywood.
Selain berlatih secara rutin, otot-otot kekar tersebut memang bisa dibentuk melalui obat yang dinamakan synthol. Synthol sendiri adalah obat suntik yang lazim digunakan oleh para atlet binaraga untuk mengencangkan otot yang kendur sehingga tampak kekar dan berisi. Namun, penggunaan obat ini memang hanya diperbolehkan untuk para atlet binaraga profesional.
Jika banyak yang menyebutkan bahwa synthol semacam steroid, maka hal itu tidak benar. Sebaliknya, synthol sebenarnya merupakan minyak tambahan yang terdiri dari 85 persen minyak, 7,5 persen lidocaine, dan 7,5 persen alkohol. Dan, bahan ini telah digunakan selama bertahun-tahun yang lalu oleh atlet binaragawan profesional yang ingin meningkatkan penampilan sebelum mengikuti kompetisi.
Para atlet binaragawan ini menyuntikkan synthol ke bagian tubuh yang dinilai memiliki otot kendur. Dan voila, otot tumbuh secara instan. Karena efek yang ditimbulkan tersebut, synthol menjadi cara tercepat untuk mendapatkan jacked.
Jika synthol telah digunakan selama bertahun-tahun yang lalu, lalu mengapa cairan ini baru terkenal beberapa tahun belakangan? Ini tak lain karena peningkatan besar-besaran penggunaan synthol di negara-negara Amerika Latin, seperti Brazil, Argentina, dan Kolombia. Sayangnya, penggunaan synthol ini umumnya merupakan parodi konyol dari binaragawan sehingga tidak mengesankan proporsi dan estetika tubuh seorang atlet.
Sebenarnya, penyalahgunaan synthol, selain membuat orang yang bersangkutan terlihat konyol, juga dapat mengakibatkan cacat permanen. Penggunaan synthol yang tidak tepat dapat membuat penumpukan nanah dalam jumlah besar dalam bagian tubuh tertentu.
Selain itu, timbul risiko jaringan parut yang signifikan yang dapat mengurangi pasokan darah ke daerah tersebut. Jika tidak segera diobati, dapat mengakibatkan gangrene atau amputasi anggota badan. Efek yang lebih buruk lagi, penyalahgunaan synthol dapat menyebabkan infeksi Staph, yang pada akhirnya dapat menyebar ke seluruh tubuh dan berakibat fatal.