Psoriasis merupakan penyakit inflamasi kronis yang disebabkan oleh reaksi autoimun dan sindrom metabolik, ditandai dengan munculnya sisik berlapis berwarna keperakan yang disertai dengan penebalan berwarna kemerahan dan rasa gatal atau perih.
Psoriasis membuat penderitanya mengalami proses pergantian kulit terlalu cepat. Proses pergantian kulit yang normalnya terjadi selama 28 hari berlangsung hanya sekitar 2 hari atau bahkan lebih cepat pada penderita Psoriasis (ODPA). Secara klinis, penyakit ini tak menular dan mengancam jiwa, tetapi dapat menurunkan kualitas hidup maupun kondisi mental penderitanya jika tidak segera diatasi.
Pengobatan Psoriasis dilakukan dengan dua tujuan utama, yakni mengurangi peradangan kulit dengan memperlambat proses pergantian kulit dan menghilangkan sisik-sisik kulit yang terbentuk. Untuk itu, digunakan tiga jenis pengobatan utama, yakni pengobatan topikal, terapi cahaya, dan obat-obatan sistemik.
Obat-obatan topikal
Obat-obatan topikal digunakan dengan cara dioles pada permukaan kulit. Jenis obat ini terdiri dari krim dan lotion yang dapat digunakan secara mandiri oleh pasien. Obat topikal efektif untuk mengobati psoriasis dengan intensitas ringan hingga sedang. Beberapa jenis obat-obatan topikal yang seringkali digunakan untuk menyembuhkan Psoriasis diantaranya adalah Kortikosteroid topikal, krim analog Vitamin D, Anthralin, Retinoid topikal, Calcineurin inhibitor, Asam salisilat, belangkin (coal tar), dan lotion pelembab.
Fototerapi
Fototerapi atau terapi cahaya dilakukan dengan menggunakan bantuan sinar ultraviolet alami atau buatan. Sinar ultraviolet A (UVA) atau ultraviolet B (UVB) dikombinasikan dengan beberapa jenis obat-obatan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Jenis terapi cahaya alami yang direkomendasikan dokter untuk menyembuhkan Psoriasis berasal dari sinar matahari. Sedangkan fototerapi buatan dilakukan dengan menggunakan alat Fototerapi UVB, terapi UVB berfrekuensi sempit, Fotokemoterapi / Psoralen plus Ultraviolet (PUVA), Laser ‘Excimer’, ataupun menggabungkan sinar UVB dengan belangkin yang disebut ‘Terapi Goeckerman’.
Obat Oral dan Injeksi
Pengobatan sistemik menggunakan obat oral maupun injeksi biasanya diberikan pada pasien yang menderita Psoriasis parah. Meski begitu, jenis obat-obatan hanya digunakan dalam jangka waktu pendek mengingat efek sampingnya yang cukup serius.
Retinoid. Obat ini bekerja dengan cara menghambat produksi sel-sel kulit. Retinoid sangat efektif mengatasi gejala psoriasis yang tak berefek pada pengobatan lain. Sayangnya, gejala psoriasis biasanya akan kembali setelah terapi dihentikan. Efek samping yang ditimbulkan oleh pengobatan ini termasuk rambut rontok dan pembengkakan pada bibir. Obat ini juga sebaiknya tidak dikonsumsi oleh wanita hamil karena dapat mengakibatkan cacat lahir parah.
Methotrexate. Obat jenis ini membantu menghambat produksi sel-sel kulit dan menekan peradangan ada penderita psoriasis. Dalam penggunaan jangka pendek, obat ini dapat menimbulkan efek samping berupa penurunan napsu makan, kelelahan, dan gangguan pencernaan. Sedangkan pada jangka pemakaian yang lama dapat mengakibatkan kerusakan hati dan penurunan produksi sel darah merah, putih, maupun trombosit.
Siklosporin. Siklosporin bekerja dengan cara menekan sistem kekebalan tubuh. Seperti kebanyakan obat imunosupresan lainnya, siklosporin dapat meningkatkan risiko infeksi dan masalah kesehatan lainnya, termasuk kanker.
Imunomodulator. Obat-obatan jenis imunomodulator yang telah disetujui penggunaannya adalah etanercept (Enbrel), infliximab (Remicade), adalimumab (Humira), dan ustekinumab (Stelara). Obat-obatan ini bekerja dengan cara mengubah sisitem kekebalan tubuh dan diberikan dengan jalan injeksi intramuskular, injeksi subkutan, atau melalui infus intravena.