Kekurangan visi warna (Poor Color Vision) adalah keterbatasan kemampuan seseorang untuk membedakan warna-warna tertentu. Gangguan penglihatan ini sering diistilahkan sebagai “Buta Warna”, yakni merujuk pada visi warna terbatas yang biasanya diturunkan dari orang tua dan lebih banyak diderita oleh Pria.
Kebanyakan penderita Buta Warna tidak dapat membedakan warna-warna dalam nuansa tertentu, seperti merah dan hijau. Pada kasus yang lebih jarang, ditemukan kesulitan penderita Buta Warna untuk membedakan nuansa warna biru dan kuning.
Untuk memastikan seseorang benar menderita Buta Warna atau tidak, perlu dilakukan beberapa tes diagnosis, yakni tes Ishihara dan tes penyusunan.
-
Tes Ishihara. Tes ini yang paling umum digunakan untuk mendiagnosis buta warna dan hanya bisa mendiagnosis kondisi buta warna merah/hijau. Untuk mendiagnosis buta warna biru/kuning, dibutuhkan bantuan tes lain.
-
Tes penyusunan. Tes ini dilakukan dengan menyusun objek warna dalam susunan gradasi warna yang berbeda. Pasien lalu akan diminta untuk menyusun benda sesuai dengan gradasi warna yang dilihatnya.
Penyembuhan
Sangat disayangkan, hingga saat ini belum ditemukan obat-obatan atau terapi yang ampuh mengobati Buta Warna secara total.
Penelitian terbaru yang dilakukan oleh para ahli kesehatan dunia menunjukkan bahwa beberapa gangguan retina yang menjadi penyebab kasus Buta Warna dapat diatasi dengan melakukan modifikasi atau penggantian gen. Namun, penelitian ini baru sebatas studi dan belum dikembangkan secara riil.
Beberapa opsi yang dimiliki oleh penderita Buta Warna adalah dengan menggunakan bantuan kacamata buta warna atau lensa kontak buta warna. Tapi sepertinya Anda harus membelinya secara online dari luar negeri karena kedua alat ini belum tersedia di Indonesia.
Perawatan Mandiri
Meski menderita Buta Warna, bukan berarti tak ada cara bagi pasien untuk mengenali warna sama sekali. Kekurangan ini tidak akan menjadi masalah besar jika disiasati dengan melakukan latihan-latihan ringan di rumah.
-
Semisal Anda tidak dapat mengenali warna dari benda-benda di sekitar Anda, Anda bisa bertanya pada orang lain di sekitar Anda dan mengingatnya untuk kebutuhan di kemudian hari. Anda juga dapat menghafalkan benda-benda yang memiliki warna berurutan, misalnya lampu lalu lintas.
- Memberi label bertuliskan warna pada benda milik Anda, lalu mencocokkannya dengan benda-benda lain di sekitar Anda. Anda bisa memulai aktivitas ini dari pakaian yang Anda pakai, dompet, atau benda-benda yang selalu Anda bawa kemanapun.