Berbeda dengan wanita, pria cenderung enggan melakukan pemeriksaan fisik secara rutin. Sebuah survei oleh American Academy of Family Physicians menyebutkan bahwa 55 persen pria yang disurvei tidak menemui dokter mereka untuk menjalani pemeriksaan fisik di tahun sebelumnya, walaupun 40 persen di antaranya memiliki setidaknya satu kondisi kronis. Hampir seperlima pria berusia 55 tahun ke atas mengatakan bahwa mereka tidak pernah menjalani skrining untuk kanker usus besar, dan hampir 30 persen mengatakan bahwa mereka “menunggu selama mungkin” untuk mencari pertolongan medis saat mereka merasa sakit.
Tes screening atau skrining berarti pengujian untuk penyakit dan kondisi yang mungkin belum menimbulkan gejala. Jika Anda sudah memiliki penyakit atau gangguan, pemeriksaan yang lebih sering mungkin diperlukan. Berikut adalah beberapa tes penting untuk didiskusikan dengan dokter bagi pria yang berusia 50 tahun atau di atasnya.
- Abdominal aortic aneurysm. Pedoman merekomendasikan skrining abdominal aortic aneurysm per hari dengan ultrasonografi pada pria berusia 65 tahun sampai 75 tahun yang pernah merokok.
- Tes tekanan darah. Lakukan tes setidaknya setiap dua tahun jika Anda memiliki tekanan darah normal (120/80 atau lebih rendah) dan setidaknya sekali setahun jika tekanan darah meningkat atau jika Anda berisiko tinggi terkena penyakit jantung dan stroke (seperti dari merokok atau diabetes).
- Tes kolesterol. Lakukan pemeriksaan ini setiap lima tahun. Jika Anda memiliki risiko penyakit jantung, diskusikan dengan dokter Anda apakah sebaiknya Anda melakukan tes lebih sering.
- Skrining kolorektal. Pria berusia 50 tahun sampai 75 tahun harus diuji dengan salah satu dari tiga metode berikut ini, yaitu tes darah okultisme tinja setiap tahun, sigmoidoskopi fleksibel setiap lima tahun, atau kolonoskopi setiap 10 tahun. Setelah usia 75 tahun, diskusikan perlunya penyaringan lanjutan dengan dokter Anda.
- Tes diabetes. Jika Anda berusia 40 tahun sampai 70 tahun, dan kelebihan berat badan atau obesitas, Anda harus melakukan pemeriksaan ini. Jika Anda memiliki faktor risiko diabetes tipe 2 atau penyakit jantung, atau jika tekanan darah Anda lebih tinggi dari 135/80, atau jika Anda menggunakan obat untuk mengendalikan tekanan darah Anda, bicarakan dengan dokter Anda apakah Anda harus diuji, dan seberapa sering .
- Uji virus hepatitis B. Pria dengan risiko tinggi untuk infeksi ini harus diuji secara teratur. Risiko terkena penyakit meningkat jika Anda melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan banyak pasangan, berbagi jarum suntik selama penggunaan narkoba, berhubungan seks dengan pria lain, terpapar darah manusia secara teratur (seperti petugas medis), atau tinggal dengan seseorang yang memiliki infeksi virus hepatitis B kronis.
- Uji virus hepatitis C. Orang yang berisiko tinggi terkena infeksi ini harus diuji secara teratur. Risiko terkena penyakit meningkat jika Anda memiliki transfusi darah (atau produk darah) atau menerima organ transplantasi sebelum Juni 1992, petugas kesehatan yang mungkin tertancap oleh jarum suntik, atau pernah menggunakan obat-obatan yang disuntikkan meski hanya sekali bertahun-tahun yang lalu .
- Kanker paru-paru. Pemeriksaan tahunan untuk kanker paru-paru dengan CT scan dosis rendah dilakukan pada orang dewasa berusia 55 tahun sampai 80 tahun yang memiliki riwayat merokok 30 bungkus per tahun (merokok satu bungkus per hari selama 30 tahun atau dua bungkus per hari selama 15 tahun), dan yang saat ini merokok atau telah berhenti dalam 15 tahun terakhir.
- Tes antigen spesifik prostat (PSA). Kapan dan apakah pria harus melakukan tes PSA reguler untuk kanker prostat masih diperdebatkan. Tes ini sendiri tidak direkomendasikan oleh US Preventive Services Task Force, jadi diskusikan dengan dokter Anda.
- Infeksi penyakit seksual menular. Tes ini dilakukan pada pria yang pernah melakukan hubungan seks tanpa kondom dengan pasangan yang riwayat kesehatannya tidak mereka ketahui.
Selain tes-tes tersebut, pemeriksaan berat dan tinggi badan juga penting dilakukan. Kombinasi berat dan tinggi badan menentukan indeks massa tubuh (BMI), ukuran kelebihan berat badan yang paling banyak digunakan. Ukur berat badan Anda setiap tahun, dan tinggi badan sekali setiap 10 tahun ketika usia menginjak 50 tahun.