Peringatan bagi orang tua yang memiliki anak laki-laki dengan testis yang tidak turun. Pasalnya, penelitian terbaru menunjukkan bahwa anak laki-laki muda dengan testis yang tidak turun memiliki peningkatan risiko untuk kanker testis dan infertilitas di masa dewasa. Studi ini sendiri telah diterbitkan pada tanggal 29 Agustus 2018 dalam jurnal The Lancet Child & Adolescent Health.
Dalam penelitian tersebut, para peneliti memeriksa data pada hampir 351.000 anak laki-laki yang lahir di Australia antara 1970 hingga 1999, dan diikuti hingga tahun 2016. Peneliti Universitas Sydney melaporkan anak laki-laki yang lahir dengan testis tidak turun, memiliki 2,4 kali risiko untuk kanker testis pada saat dewasa dibandingkan dengan anak laki-laki lain.
Studi yang sama menambahkan, risiko tersebut meningkat 6 persen dengan setiap penundaan enam bulan dari operasi korektif. Operasi, yang disebut orchidopexy, memindahkan testis yang tidak turun ke dalam skrotum dan memperbaiki secara permanen di sana. Pedoman merekomendasikan anak melakukan operasi sebelum mereka berusia 18 bulan. Lebih dari tiga perempat anak laki-laki dengan testis yang tidak turun di seluruh dunia menjalani operasi setelah usia 18 bulan, para penulis penelitian mencatat.
Anak laki-laki dengan testis yang tidak turun juga dikatakan memiliki peluang 20 persen lebih kecil kemungkinannya untuk menjadi ayah, dan lebih dari dua kali lebih mungkin untuk menggunakan bantuan teknologi reproduksi. Testis yang tidak turun sendiri adalah cacat lahir paling umum pada bayi laki-laki, memengaruhi satu dari 100 bayi.
“Studi ini memberikan bukti baru untuk mendukung pedoman internasional yang merekomendasikan operasi sebelum usia 18 bulan untuk anak laki-laki dengan testis yang tidak turun,” ujar penulis senior Natasha Nassar, yang juga seorang ahli epidemiologi, dalam rilis berita universitas. “Hal ini untuk mengurangi risiko kanker testis dan infertilitas di kemudian hari.”
Pemimpin studi, Francisco Schneuer. Menambahkan bahwa ini adalah informasi berbasis bukti pertama tentang dampak operasi awal pada risiko masa depan kanker testis dan infertilitas pada pria dewasa. Menurut peneliti postdoctoral itu, diagnosis dini, pemeriksaan berkelanjutan dan pemantauan oleh orang tua dan praktisi kesehatan, serta rujukan tepat waktu untuk pembedahan anak laki-laki dengan testis yang tidak turun, penting untuk memastikan kepatuhan dengan pedoman. “Operasi dini dapat mengurangi risiko keganasan dan infertilitas pria, dan akhirnya memiliki potensi untuk mengurangi gangguan reproduksi pria dewasa di masa depan,” katanya.
Seperti diketahui, sekitar 30 persen kasus infertilitas yang terjadi disebabkan oleh infertilitas pria. Sebelumnya, masalah infertilitas atau kemandulan cenderung disebut sebagai permasalahan wanita. Kenyataannya tidak demikian. Baik pria dan wanita masing-masing dapat memiliki permasalahan pada organ reproduksi yang dapat memengaruhi tingkat kesuburan mereka.