Meski kerap menjadi kontroversi, pertumbuhan bisnis suplemen saat ini cenderung sehat. Pada rentang tahun 2009 hingga 2014, penjualan suplemen di seluruh dunia tumbuh lebih dari 50% dan mencapai angka 88 miliar dolar AS menurut laporan Euromonitor, sebuah perusahaan riset pasar.
Pfizer asal Amerika dan Bayer asal Jerman telah menjadi raksasa penjual multivitamin. Sementara, Otsuka Pharmaceutical dari Jepang merilis 15 miliar pil tiap tahun. Adapun Mylan, sebuah perusahaan obat, mencoba mendapatkan Perrigo yang memproduksi vitamin dan probiotik.
Dalam beberapa penelitian terkini, suplemen memang dianggap tidak membawa keuntungan apa pun untuk kesehatan tubuh. Awal tahun 2015, Kejaksaan New York menuding banyak suplemen tidak mengandung apa yang merek klaim. Penelitian yang dilakukan ConsumerLab.com juga menemukan bahwa dari 42 multivitamin yang diuji, 16 di antaranya gagal karena memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit nutrisi.
Kasus lain yang lebih serius, pada tahun 2014 lalu, seorang bayi meninggal dunia karena probiotik yang terkontaminasi. Pada tahun 2013, sebuah pil vitamin B ditemukan mengandung steroid. Sementara, produk diet yang disebut dengan OxyElite Pro menyebabkan hepatitis akut yang mengakibatkan 50 orang dilarikan ke rumah sakit dengan setidaknya tiga orang menjalani transplantasi hati dan satu orang lainnya meninggal dunia.
Selain itu, pada tahun 2011 lalu, sebuah penelitian menemukan bahwa seorang pria yang mengonsumsi vitamin E lebih rentan menderita kanker prostat. Meski dua studi menunjukkan multivitamin bisa menurunkan risiko kanker pada pria dan mengurangi risiko kematian pada wanita yang disebabkan jantung, namun pada tahun 2013, sebuah penelitian melaporkan bahwa multivitamin tidak menunjukkan efek pada penyakit jantung, kanker, penurunan kognitif, atau kematian.
Meski banyak laporan negatif mengenai suplemen, namun tingkat penjualan suplemen memang tidak banyak berpengaruh, khususnya di Amerika Serikat. Menurut Council for Responsible Nutrition, suplemen banyak dikonsumsi karena mayoritas masyarakat Amerika tidak mengonsumsi makanan yang sehat.
Selain itu, beberapa perusahaan suplemen juga tampaknya kebal hukum. Pada tahun 2013, meski Food and Drug Administration (FDA) tahu bahwa beberapa produk mengandung stimulan BMPEA, namun mereka tidak mengeluarkan peringatan kepada produsen selama berbulan-bulan.
Di samping itu, meski sekarang konsumen semakin tertarik pada makanan alami dan organik, namun pembuat suplemen telah beradaptasi. GNC telah meluncurkan nutrisi olahraga berbasis whole. Tahun 2014 lalu, Pharmavite juga membeli FoodState yang membuat vitamin dari “makanan segar dan alami”.